Sabtu, 17 November 2012

Menembus Hutan Burma, Demi Orang Rohingya

Imbalo Iman Sakti

Menyusuri hutan demi mengantar amanah. Untuk berbagi rezeki daging kurban pada warga muslim Rohingya di Burma.
Kabut belum lagi hilang dari pandangan. Air embun juga masih menetes dipucuk-pucuk daun. Satupun hewan juga belum terlihat melintas di tengah hutan. Hanya ada keheningan di pagi buta itu. Tiba-tiba deru sepeda motor memecah keheningan hutan di  teluk  sepanjang pantai laut Andaman, Myanmar (Burma).
Sepeda motor itu dibawa seorang pria berwajah melayu dengan menggonjeng pria paruh baya. Tubuh keduanya terus bergoncang bahkan tiga kali terjatuh hingga terguling dibebatuan cadas. Empat jam sudah perjalanan itu dilalui Imbalo Imam Sakti, pria paruh baya yang ada dibonjengan itu. Ia sudah masuk hutan keluar hutan, dan berjalan diatas aliran sungai yang kering berbatu-batu hingga kiloan meter jauhnya. Dari satu teluk ke teluk, tak hanya hutan saja dilalui, tetapi juga naik bukit dan turun bukit yang berbatu-batu cadas. ''Pantat saya sampai lecet. Siku saya juga sakit ketika jatuh dan berguling-guling di batu sungai, ''kata Imbalo, pemilik Sekolah Hangtuah di Bengkong.

Lahir dan Besar di Perahu

Ramdia, Anak Suku Laut yang Ingin Jadi Guru

Malam kian larut, namun jalan raya di Bengkong Polisi itu makin ramai. Kendaraan hilir mudik  berpacu kecepatan untuk saling mendahului. Suara knalpot motor yang memekakkan telinga ikut menambah keriuhan  sepanjang jalan itu. Suara itu sepertinya tak mengurangi konsentrasi Ramdia, siswa kelas 1 SMA Hangtuah ini. Ia makin asyik saja menyusun buku surat Yasin di dalam etalase. ''Mbak ada jual isi cutter, ''tanya seorang gadis membuyarkan konsentrasi  Ramdia.

Pernah Terjerat Hutang Rp 600 juta

Bagus Purwanto, Pemilik RM. Gur Pur Ayam Bakar


Kios bercat merah itu terlihat menyolok diantara kios-kios disekitarnya. Apalagi ditambah neon box berukuran besar bertuliskan Ayam Bakar Gus Pur dipasang depannya. Kios yang ada di depan perumahan Taman Raya ini terlihat  tak pernah sepi. Sejak tadi pengunjung datang dan pergi. Memesan ayam bakar yang empuk nan gurih racikan seorang pria bernama Bagus Purwanto.

Rabu, 24 Oktober 2012

Tak Bisa Lihat Not Lagu, Andalkan Feeling

Novita, Pemain Keyboard yang Memiliki Kelainan Mata

Tak Bisa Lihat Not Lagu, Andalkan Feeling

Sebuah lagu melankolis terdengar,  ketika pintu ruangan kedap suara di tempat kursus piano Edelweiss di Mega Legenda itu terbuka. Lagu itu itu diimainkan  oleh seorang gadis berambut panjang bernama Novita. Ia terlihat begitu asyik  memainkan keyboardnya. Walau les keyboardnya sudah usai. Sepertinya Novita masih ingin berlama-lama di depan keyboard. Menikmati nada-nada  dari lagu kesukaannya.

Minggu, 14 Oktober 2012

Demi Nyawa Pasien, Dinihari Naik Perahu Motor Pakai Senter

Kisah-kisah Tenaga Medis yang Bertugas di Kabupaten Lingga

Jam dinding di ruang operasi Rumah Sakit Umum Dabo Singkep menunjukkan pukul 01.30 WIB. Sejak tadi ponsel dokter Malvin berbunyi. Dr. Malvin Emeraldi, SpOG yang masih diruang operasi memberi kode pada salah satu perawat untuk menerima telepon itu. Tak lama berselang, perawat itu masuk kedalam ruang operasi dan memberitahukan sesuatu. ''Dokter, tadi telepon dari perawat di Rumah Sakit Lapangan Daik Lingga, ada pasien hamil dengan perdarahan dicurigai ada robekan rahim. kondisi pasien sudah shok berat, ''kata perawat tadi.

Sabtu, 13 Oktober 2012

Setiap Kali Ngajar Beli Karton

Maria Mediatrix, Pengajar Sukarela Anak-anak Suku Laut di Pulau Bertam

Dia hanya seorang wanita, ibu dua anak. Berani melintas laut dengan pompong kecil demi mencerdaskan anak-anak suku laut.

Kamis, 11 Oktober 2012

Buat Pulau untuk Anak dan Istri


Di atas boat yang melaju kencang, mata Suhana (29) tak mau berkedip, dinikmatinya pemandangan indah yang ada di depan matanya. Ia mengaku tak pernah bosan melihat dari dekat pulau-pulau kecil berwarna hijau dengan latar belakang gedung-gedung pencakar langit Singapura yang membentang dari barat hingga timur. 

Awalnya Hobi, Kini Menghasilkan


Dirumah saja, bukan berarti tak produktif. Asal pintar tangkap peluang dan  telaten, hasilnya juga lumayan. Bahkan omsetnya puluhan juta rupiah.

Merangkap Jadi supir

Wahyuji Andayani, Pemilik Sanggar Tari Duta Santarina

Dia juga menari, bahkan menjadi supir mobil yang membawa penari-penarinya. Padahal dia adalah pemilik sanggar Duta Santarina.

Ku Gapai Harapanku di Homeschooling


Kini belajar bisa dibuat menyenangkan. Belajar tidak harus menggunakan cara formal. Belajar dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, tanpa harus menggunakan pembelajaran yang tradisional dan kaku. Dengan homeschooling, pendidikan menjadi lebih ramah untuk anak-anak.

Seger Hariyanto, Veteran Pembela Kemerdekaan RI


Usianya sudah 71 tahun, namun tubuhnya masih terlihat bugar. Ia bahkan masih bekerja di salah satu perusahaan swasta di Tanjungpinang. Setiap pagi, Seger Hariyanto, veteran pembela Kemerdekaan RI ini berangkat kerja dari rumahnya di batu 5 bawah mengendarai sepeda motor, satu-satunya kendaraan yang dimilikinya.

Diterjang Ombak dan Angin Taipun di Taiwan

Yan Halomoan Simatupang, STr ,M.Mar.Eng, Perwira Mesin

Hari itu Sabtu dipenghujung tahun 1999, ponsel Yan Halomoan Simatupang (37) tiba-tiba berdering. Yan, yang sedang bermain dengan anaknya di rumahnya di Jl. Salam No.259, Sei Jang, Tanjung Pinang mendapat kabar duka. Telepon itu dari QS Agency, perusahaan Singapura tempatnya bekerja. Kapten kapal Pacific Ranger yang juga pimpinannya telah meninggal duna dan teman-temannya (awak kapal) dirawat di rumah sakit akibat angin Taifun. Badai Angin Taifun itu menyeret kapal tug boat, tempat Yan bekerja hingga bagian kamar mesin pecah dan menenggelamkan kapal di Xiamen, China Selatan.

Accounting Officer yang Nyambi Jadi Pemijat

Dibalik Kisah Rama, Pria Pemijat

Dandanannya rapi dan klimis, ia mengenakan kemeja garis-garis biru dan celana hitam. Sepatu fantovelnya pun hitam mengkilap. Sebuah tas ransel disandangkan di punggungnya. ''Kalau lihat penampilan saya seperti ini, pasti tidak ada yang  percaya kalau saya pemijat,''kata Rama membuka pembicaraannya, sore itu, Selasa (29/12) di Harbour Bay Mall.

Tinggal Pilih Yang Jutaan Atau Limapuluh Ribuan

Geliat Kos-kosan di Batam

Rumah di Jl Bima Sakti blok C1 No.20 itu terlihat sepi. Hanya terlihat seorang wanita dan pria paruh baya duduk-duduk di dalam toko. Padahal tempat itu adalah kos-kosan eksekutif yang tergolong ramai peminatnya. ''Kadang sampai indent. Ada yang minta dihubungi kalau ada kamar yang kosong,''kata Supli (59), pemilik Shinta's Homestay di Tiban 3 ini, Kamis (24/11).

Siap-siap untuk Hari Tua


Banyak yang memilih asuransi, tapi ada juga yang merasa aman kalau menabung di bank. Semuanya untuk tujuan yang sama, yaitu kenyamanan di hari tua.

Siang Jadi Asisten Dokter, Malam Tukang Masak Kantin

Erlina Linggawati, Kepala Kamar Operasi RSUD Dabo Singkep

Diambilnya sekantong bawang merah lalu dikupasnya. Tak lama muncul dua anak perempuan mendekatinya sambil membawa meja kecil. Kedua anak gadis itupun meletakan meja disampingnya. Masing-masing langsung membuka buku pelajaran diatas meja kecil itu. Walau tangannya terus mengupas bawang, perhatiannya tak lepas dari dua anak gadisnya itu. Resa Ulimaz Amalia (12) dan Reskia Ilmi Evelin (11) putri kedua dan ketiga Erlina Linggawati (41) itu terbiasa belajar di dapur. ''Saya harus nyambi kerjaan, kalau tidak begini tidak bisa selesai semua. Karena besok pagi, masakan itu sudah harus siap dijajakan di kantin sekolah,''kata Erlina melalui hapenya, Selasa (13/12).

Motif Batik Batam Bukan Hanya Gonggong


Ternyata Batik Batam bukan saja bermotif gonggong, ada banyak biota laut yang turut dirangkai di dalamnya. Inilah yang membedakan batik Batam dengan batik yang lainnya.

Susu Sapi Bukan untuk Anak Manusia

 Indrayanti, dokter Spesialias Anak

Jangan tergoda iklan susu formula di televisi, dan jangan pula tergoda melihat anak gemuk karena minum susu sapi. Anak yang gemuk (Obesitas) sudah punya resiko gangguan jantung dan stroke. Karena itu yang seharusnya minum susu sapi ya anak sapi. Anak manusia minumnya air susu Ibu (ASI). ''Allah kan sudah menciptakan makanannya masing-masing. Jika diindahkan tentu akibatnya ada. Lihat saja di rumah sakit manapun, pasien terbanyak adalah anak-anak. Kebanyakan akibat susu formula. Ada yang bayi yang selalu gumoh (muntah), mencret, susah buang air besar hingga ada yang sesak nafas,''kata dr Indrayanti, dokter spesialis anak yang sudah bertugas di Batam selama 12 tahun.

Butuh Rumah Perlindungan Sosial Anak

Kasus-kasus Kekerasan pada Anak di Batam

Dari luar, Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bunga Rampai cabang Batam itu sepi. Tidak ada plang nama RPSA, karena memang rumah di blok A No 11 perumahan Taman Bepede Batam Center itu bukan sekretariat RPSA. Rumah itu milik Reni Widya. Reni adalah penanggungjawab RPSA cabang Batam. Ia meminjamkan rumah pribadinya sebagai tempat sementara RPSA. ''RPSA hanya ada di Tanjungpinang, Batam belum punya. Padahal sudah seharusnya ada. Karena kasus kekerasan pada anak di Batam terus meningkat,''kata Reni, penanggungjawab RPSA cabang Batam yang ditemui Batam Pos, Rabu (28/12).

Pembantu Rumah Tangga Itu juga Seorang Mahasiswa

Nita Rovita, TKI di Singapura

Kesempatan kuliah itu justru datang saat di negeri orang. Menjadi pembantu rumah tanggapun tak jadi masalah bagi Nita Rovita. Tujuannya hanya satu yaitu mengubah penghidupan keluarga.

Sering Dilempari Kotoran Manusia Juga Dimaki

Kisah Petugas Memandikan Orang Tidak Waras

Mengurus orang kurang waras dilakoni beberapa pengurus Ponpes Al Fateh. Sudah menjadi hal biasa ketika dilempari kotori manusia. Air itu terus disemprotkan ke seluruh lantai keramik di luar ruang isolasi orang tidak waras di Pesantren Al Fateh. Walau sudah dibersihkan, bau kotoran manusia masih saja tercium.

Masih Mengajar di Usia 83 tahun

Hj.Mardiana, Pemilik Pompes Internasional Terpadu Bina Ummah Batuaji

Usia boleh uzur, tapi semangatnya tak ikut surut. Mardiana masih terus mengajar walau usianya kini sudah 83 tahun. Jalannya masih kuat. Bahkan bicaranya juga masih jelas. Tak heran, Mardiana (83), pemilik pondok pesantren Internasional Terpadu Bina Ummah, Batuaji ini masih terus mengajar. Setiap sore, istri dari alm Dr.H.Adamri Al Husainy ini mengajar Al Quran, Sejarah Islam dan Ahlak di Madrasah Ibtidaiyah Bina Ummah.

Buka Sekolah untuk Anak Tidak Mampu

Sulastri Uci, Pemilik Bimbel Bima Sakti Childhood Education Center

Nabila (4,7) asyik menempelkan potongan kertas origami pada sebuah gambar.  Kertas-kertas kecil itu disusunnya hingga membentuk segitiga. Sama halnya dengan Ari (5), bocah berbadan subur ini juga menyusun puzzle dari kertas membentuk lingkaran. Sesekali mereka bertanya pada Sulastri Uci, guru sekaligus pemilik bimbingan belajar Bima Sakti Chilhood Education Center itu.
''Bu, ini juga dikasih kertas. Ditempel disini ya bu,''tanya kedua bocah itu pada Sulastri Uci, sore itu, Kamis (2/2).

Sekali Turun ke Laut, Bisa Dapat 15 kg Gonggong juga Kerang

Perempuan-perempuan Pencari Gonggong di Teluk Mata Ikan Nongsa

Pantai yang surut ternyata dimanfaatkan sejumlah ibu-ibu untuk mencari penghasilan tambahan. Siang itu hari Minggu (5/2), pukul 14.00 WIB, Pantai Teluk Mata Ikan, Nongsa baru saja surut. Batu-batu karang besar sudah terlihat jelas. Daratan pun makin lebar hingga 300 meter. Laut seperti terlihat hanya tinggal separuh. Kapal pesiar starcruise yang sedang berlabuh di laut Singapura pun terlihat dekat.

Satu Keluarga Jadi Petugas Mandikan Jenazah

H. Muslimin, Si Tukang Becak Pemandi Mayat Panggilan

Tak disangka memandikan jenazah menjadi pekerjaan turun temurun. Dulu orangtua dan kakak kandungnya, sekarang ia dan istri yang menggantikan.

Rela Belajar Lagi untuk Anak-anak Pulau

Empat Perempuan Pulau diajari Jadi Guru

Sandal jepit itu dilepasnya di depan pintu masuk salah satu ruangan di TK Hangtuah Bengkong. Sambil mengendong Abu Azwansyah, putra bungsunya yang masih berusia 10 bulan, Kamisah duduk di bangku kecil. Di belakangnya duduk Syarifah, Ema dan Bainun. Mereka adalah ibu-ibu dari pulau yang ditawari Imbalo, pemilik Yayasan Hangtuah menjadi guru di pulaunya masing-masing.

Ada Istri Pelaut, Pekerja Pete juga Supir

Dr. Desrina, Tanggani Penyakit Infeksi Menular Seksual

Keinginannya agar penyakit kelamin menular ini tidak menyebar. Namun berbagai kendala membuatnya hanya bisa membantu mengobati.

Ada Penjual Kue Keliling juga Pembantu Rumah Tangga

Panti Jompo Anisa Umul Qhoirot, Bengkong Kolam

Di ruang tamu rumah bercat abu-abu itu puluhan perempuan tua duduk melingkar. Mereka asyik mendengarkan siraham rohani dari ustadzah Suadah, pendiri panti Jompo Anisa Umul Qhoirot. Siang itu, Rabu (14/3), panti jompo yang terletak di Bengkong Kolam itu kedatangan beberapa jamaah yang akan berangkat umroh pada 21 Maret ini. Mereka datang ke panti jompo untuk manasik umroh bersama Suadah.

Kurelakan Payudaraku Demi Nyawa

Kisah Para Penderita Kanker

Jam istirahat makan siang belum usai. Dari luar gedung MG3, di Baloi itu masih sepi. Namun satu persatu mobil memasuki pekarangan kantor yang bersebelahan dengan pintu masuk perumahan Baloi Center. Beberapa wanita berwajah segar masuk ke kantor itu dan naik ke lantai 3. Mereka menuju ruang sekretariat Cancer Information Support Center (CISC) BATAM di lantai 3 gedung M3G Baloi, Selasa (27/3). Wanita-wanita itu mengenakan rompi berwarna ungu bertuliskan CISC. Rata-rata sudah berumur 40 tahun keatas. Mereka inilah penderita kanker yang sekarang menjadi aktivis.

Tarian Jaranan Paling Disenangi Orang Singapura

Lilik Karyanti dan Nita Agustina, PRT yang juga Penari

Alunan musik jaranan Safitri Putro dari CD terdengar membahana di dalam gedung Lagunsari Indonesia Seafood Pte Ltd di 381 Joo Chiat Rd, Singapura.
Seiiring dengan musik itu, tiga orang perempuan berdandan ala laki-laki lengkap dengan kumis buatan mengenakan pakaian serba hitam mempertunjukkan gerakan beladiri. Disusul kemudian tarian jaranan (kuda lumping) yang juga ditarikan wanita-wanita itu dengan kostum berbeda.

Yang Asli Pasti Ada Foto Saya

Ruth, Pemilik Ayam Penyet Ria khas ibu Ruth

Bisnis kulinernya makin merambah di seluruh wilayah Indonesia bahkan keluar negeri.
Jam makan siang sudah lewat, outlet ayam penyet ria khas ibu Ruth di lantai 1 BCS Mall juga sudah mulai terlihat lenggang. Hanya ada dua orang wanita berkerudung yang baru saja memesan ayam penyet. Keduanya memilih duduk di dekat kasir.

Panggil Mulan Jamila sampai Luna Maya


Perjalanan Umrohku bersama Zulindo Tour and Service

Sholat Dzuhur di Masjid Nabawi, Madinah baru saja selesai. Sebentar saja, pelataran masjid yang dihiasi payung raksasa itu dipenuhi orang-orang yang keluar dari masjid terindah di Madinah ini.

Diundang ke Jakarta, Jadi Tamu Kick Andy Show

Indah Riyanti, Mahasiswa Pengojek

Awan gelap menggantung di daerah Gesek, km 20 Kabupaten Bintan. Membuat cuaca menjadi sangat teduh. Memang akhirnya suasana yang tidak panas itu berubah seketika menjadi hujan. Walau hanya rintik- rintik, cukup membuat mantel yang dipakai Indah Riyanti, mahasiswi Umrah ini basah. 

Pengalaman Pertama Pergi Umroh



Kabut tipis masih menyelimuti kota Jeddah, saat pesawat A330 Batavia Air tiba di bandara King Abdul Aziz, Sabtu (21/4) pukul 07.55 waktu Jeddah atau pukul 11.55 waktu Indonesia. Dengan suhu 24 derajat celcius, suhu yang tidak terlalu panas dan juga tak terlalu dingin untuk saat ini.

Menumpang Belajar di Teras Rumah Warga

Avilla, guru sekolah di ruli Lembah Baloi Persero

Berbagai tantangan tak menyurutkan niat Avilla mencerdaskan anak-anak di ruli. Hujan deras baru saja menguyur kota Batam. Walau belum berhenti sama sekali namun sudah cukup membuat warga ruli (rumah liar) Lembah Baloi Persero kembali beraktivitas. Avilla, guru sekolah  anak-anak ruli  ini bergegas menata meja kecil dan dua bangku di teras rumah warga. Avilla, terpaksa menumpang di teras rumah warga karena tidak ada tempat lagi yang bisa digunakan untuk mengajar anak-anak.

Geliat Penari-penari Pria

Harus kreatif Menggambar Wajah  Sendiri

Dasar bedak itu sudah mengubah wajah mereka menjadi lebih cerah. Apalagi ditambah sapuan  blouse on warna coklat di pipi makin membuat wajah ibnu, Indra, Yogi juga Ahmadi berwarna. Karena harus  membawakan tari Dayak, Yogi Agnan, siswa SMU 3 kelas 2 ini  menambahkan lukisan menyerupai ranting-ranting pohon bercabang pada wajah, tangan juga kakinya. Setelah selesai menggambar tubuhnya sendiri, Yogi mendatangi Ibnu Reva Prasetyo, honorer bagian Tata Usaha SMP 20  dan membantu melukis kaki temannya itu.

Salsabilah, si bayi jompo.

Salsabilah, si bayi jompo. Begitulah kelakar nenek Ana yang merawat bayi perempuan ini, Selasa (22/5) saat syukuran 40 harinya.  Julukan  itu diberikan karena sejak lahir, Salsabilah yang saat itu berusia 3 hari dirawat di panti jompo. "Saya terpaksa menitipkan di sini. Karena di panti, sering dijahilin kakak-kakaknya,"kata Su'aidah Hajar pemilik  panti asuhan Assakinah Anwarah dan panti jompo Anisa Umul Qhoirot ini di Bengkong.

Pagi Jual Kue, Sore Cari Besi

Siti Lauh wanita tertua di Tempat Pembuangan Sampah Telaga Punggur

Gundukan sampah plastik setinggi dua meter itu sudah mengeras. Warnanya coklat. Karena sudah lama bercampur dengan tanah.  Diatas gundukan sampah itulah, seorang diri Siti Lauh mencari besi-besi, paku, juga botol-botol plastik. Sampah lama milik sebuah perusahaan itu disekelilingnya dipagar seng.

Buat Gaun Pengantin dengan Permata 1 kg

 Yetti, Mantan Penjahit di Arab Saudi


Gaun pernikahan itu nyaris selesai. Batu-batu permata seberat 1 kg juga sudah terpasang diseluruh gaun berwarna krem itu. Dipandangi gaun itu lama-lama. Pikiran Yetti pun galau. Aman kah ini, tidak melorotkah nanti saat dipakai. Sudah satu minggu ini Yetti, wanita asal Bandung yang menjadi penjahit ipar raja Arab Saudi ini stres berat. "Saya sampai BAB darah. Karena memikirkan baju itu. Saya harus bisa membuat gaun yang panjang kainnya 20 meter dengan hiasan batu permata. Gaun itu sedada dan dibagian punggungnya juga terbuka. Jadi tidak ada tali sama sekali, padahal baju itu cukup berat karena harus menahan batu permata yang beratnya 1 kg,"kata Yetti mengenang ketika bekerja pada Amabandari pemilik perusahaan jahit Masnahayati di Madinah.

Sekhun, si Tukang Becak yang Jadi Sarjana

Boat dari pelabuhan Sekupang baru saja merapat di pelabuhan Belakang Padang. Namun tak satupun penumpang boat tadi memilih naik becak. Mereka justru memilih naik ojek, tapi ada juga yang hanya berjalan kaki. Sekhun (50) yang sedari tadi duduk di bangku panjang menatap satu persatu penumpang yang melewati becaknya. Sejak pukul 08.00 WIB Sekhun sudah ada di pangkalan becak  depan kedai kopi yang juga tepat berada disebelah kanan pintu keluar pelabuhan. Begitu setiap hari yang dilakukan Sekhun, mengenjot becaknya mengantar penumpang dari satu tempat ke tempat lain di pulau yang luasnya 68,2 km persegi itu.

Tidak Dibayar Kalau Tidak Ada Air

Amat, Pembuat Sumur Gali di Tanjungpinang

Sulitnya air di Tanjungpinang, menjadi sumber rezeki bagi Amat. Resiko menjadi tidak ada apa-apanya dibandingkan penghasilannya.

Cari Arsip sampai ke Tukang Loak

Aswandi Syahri, sejarawan di Tanjungpinang

Mencari jejak-jejak sejarah bukanlah mudah. Terkadang ketemu tak sengaja di tukang loak, tapi juga harus dicari sampai ke negeri Belanda.

Ingin Membuat Pondok Pesantren

Halimah 'Maylan Raharjo' Tusadiah, Mualaf Keturunan Tionghoa
 
Wajahnya segar, senyumnya tak lepas dari bibirnya ketika menyambut kami. Dibalut kaftan hijau tua yang makin modis dengan padanan kerudung hijau dan hitam. Siang itu di rumahnya di komplek Permata Baloi, perumahan yang banyak dihuni orang-orang keturunan Tionghoa, Halimah 'Maylan Raharjo' Tusadiah terlihat segar.

Sekolah Ditengah Ruli

Sekolah Bhineka Nusantara, Yayasan Multazam

Azan Magrib tanda berbuka puasa masih dua jam lagi. Namun siswa sekolah Bhineka Nusantara sudah mulai berdatangan. Mereka mengenakan baju melayu berwarna hijau muda. Rata-rata menenteng bungkusan plastik berisi nasi. Di depan jalan masuk sekolah yang tak berpintu itu, Soleh, pendiri sekolah Bhineka Nusantara menyapa siswa-siswanya yang baru datang.

Sekolah Ditengah Ruli

Sekolah Bhineka Nusantara, Yayasan Multazam

Azan Magrib tanda berbuka puasa masih dua jam lagi. Namun siswa sekolah Bhineka Nusantara sudah mulai berdatangan. Mereka mengenakan baju melayu berwarna hijau muda. Rata-rata menenteng bungkusan plastik berisi nasi. Di depan jalan masuk sekolah yang tak berpintu itu, Soleh, pendiri sekolah Bhineka Nusantara menyapa siswa-siswanya yang baru datang.

Dakwah Sambil Cari Ibu Kandung

Andika Ageng Raka, Mualaf Keturunan Tionghoa Malaysia

Mengetahui ibunya seorang Jawa, Indonesia, membulatkan tekad pria keturunan China ini menjadi mualaf dan mengembara mencari ibunya.

Dulu Jalan 5 km Kuat, Sekarang hanya 1 km

Suwarti, Dua Puluh Tahun Jual Jamu

Aroma kencur tercium dari dapur berdinding kayu itu. Sesekali terdengar suara batu uleg beradu dengan coek (alat penggiling). Didalam dapur tanpa jendela itu, seorang wanita berjarik batik yang warnanya sudah memudar  sedang menghaluskan kencur dengan penggilingan batu. Tak sampai 2 menit, kencur itu sudah halus. Kemudian dicampurkan  kencur yang sudah halus tadi dengan tepung beras, garam dan air panas. Dan menyaring kedalam botol kaca yang sudah ada didalam bakul. Setelah selesai, diambilnya bubuk kunyit dan dicampurkan dengan  air panas dan sedikit garam. Jadilah jamu kunir asem. Satu-satunya botol kaca  kosong didalam bakul itu pun terisi. Tas kresek plastik berisi jamu anak sehat, jamu kuat lelaki, rumput fatimah dan jamu singset tak lupa di letakkan diatas bakul.

Pak Wako Pernah Jadi Pelanggannya

Sofyan Yakop, Tukang Sol Sepatu
Seorang pria  bertelanjang dada duduk seorang diri di gang sepi tepat dibelakang kantor Babinsa Nagoya. Sambil bersandar pada dinding kantor bercat hijau tua itu, tangannya menjahit sebuah alas sepatu fantofel pria. Sepatu hitam itu diletakkan diatas celana jeans yang robek pada bagian lututnya. Ajo begitu ia biasa dipanggil tampak begitu asyik. Konsentrasinya tak terganggu dengan keramaian pengunjung toko-toko tas branded di sepanjang jalan Nagoya.

Buat Kebun Karang di Pulau Sarang

Ramses, Penggiat Lingkungan

Kesukaannya pada alam, membuat Ramses menekuni dunia menyelam. Disini juga ia bisa melihat keagungan ciptaan Allah dan bisa ikut menyelamatkan terumbu karang.

Rabu, 10 Oktober 2012

Saingannya Atlit Umur 30an

Jamilah Conny Fransiska


Komplek perumahan Green Land pagi itu masih sepi. Hanya satu dua orang lalu lalang di perumahan yang ada di Batam Center ini. Semakin masuk ke dalam perumahan, tak  terlihat lagi penghuni-penghuninya.

Jadi Langganan Wakil Gubernur

Grup Musik Campur Sari 'Tersenyum'


Malam belum begitu larut, namun jalan-jalan di Bengkong Kartini sudah sepi. Tak satupun lagi warganya ada di luar rumah. Dari ujung jalan dekat jurang, sayup-sayup terdengar suara musik. Suara itu makin jelas terdengar dari balik rumah-rumah kapling yang tak beraturan arahnya itu. Tepat diteras sebuah rumah yang tak bercat itu, lima orang pria asyik memainkan alat musiknya.  Sedangkan si wanitanya bernyanyi. Suara yang mereka timbulkan sepertinya menjadi lagu tidur bagi warga sekitar. Tak terlihat warga yang terjaga. Semua pintu tetap tertutup rapat.

Bantu Tuntaskan Kuliah Habibie

Sri Rejeki Chasanah Soedarsono

Usia sudah 74 tahun. Tapi semangat 24 tahun. Itulah Sri Soedarsono, adik kandung, BJ Habibie, Presiden RI ke 3.

Senin, 04 Juni 2012

Menyusuri Jejak Anak-anak Korban Tsunami Nias dan Mentawai di Batam

Mengejar Cita-cita di Pulau Kalajengking

Derita itu masih masih membekas sampai sekarang. Anak-anak korban tsunami yang ada di Batam akhirnya bisa sekolah. Kini hanya beberapa langkah saja untuk mengejar cita-cita di pulau Kalajeng ini.

Selasa, 29 Mei 2012

Baharudin, 20 Tahun Menjadi Penambang Pancung di Pulau Buluh

Lebih Aman daripada Jalan Raya

Dari luar, pelabuhan Sagulung itu tampak ramai. Mobil-mobil terparkir disepanjang jalan. Namun ketika masuk kedalam pelabuhan, tidak ada satupun penumpang di pelabuhan pancung itu. Yang ada  hanya lima orang penambang Pancung yang duduk-duduk santai sambil ngobrol.  Hari itu Senin (5/9), pukul 10.00 WIB. Biasanya, pelabuhan ini ramai anak sekolah, tapi karena masih libur sekolah, yang ada hanya mobil-mobil dan motor karyawan yang bekerja di perusahaan yang ada di