Minggu, 15 Mei 2016

Cheese Choco Cake



Bahan :
Mentega (yang mengandung campuran butter) 200 gram
Gula Halus                                                         150 gram
Coklat masak pekat, lelehkan                            150 gram
Kuning telur                                                       10 butir
Putih telur                                                           8 butir
Gula pasir                                                           100 gram
Tepung terigu protein sedang                             150 gram
Susu bubuk                                                         25 gram
Kacang almond bubuk                                        75 gram
Coklat keping                                                      50 gram
Keju parut                                                            100 gram

Proses pembuatan :
1. Kocok mentega dan gula halus sampai mengembang dan lembut.
2. Tambahkan coklat cair ke adonan 1.
3. Masukkan kuning telur secara perlahan
4. Kocok putih telur dan gula pasir hingga mengembang dan lembut.
5. Campurkan putih telur ke adonan 1, bergantian dengan campuran tepung, susu, kacang almond dan coklat keping.
6. Tuangkan adonan ke loyang 20 x 20 cm
7. Panggang dalam oven dengan panas 170  C selama 35 menit/sampai matang. Angkat dan dinginkan.
8. Taburkan keju diatas cake lalu potong memanjang.

Stop Jam 5 Untuk Pekerjaan



*Siti Aisyah, Owner Sujak Motor

Dia hanya dari keluarga sederhana. Ayahnya hanya seorang nelayan asli Melayu, ibunya pedagang keturunan Tionghoa. Tapi kini ia menjadi sosok perempuan yang membanggakan bagi keluarga besar almarhum H. Zahari bin Machmud dan Maharah binti Ali.

Kini, Siti Aisyah (42) sudah memiliki perusahaan body repair mobil terkenal di Batam dan menjadi komisarisnya. Perusahan itu dirintis bersama sang suami Sujak Widodo (56) sejak tahun 1996.

Sebagai seorang gadis lulusan SMKK Jurusan Kecantikan. Saat ke Batam, niatnya hanya satu, merantau, mencari pekerjaan, sambil membuka salon di rumah.

''Sejak ibunda Maharah meninggal, saya sudah tidak lagi tinggal di Sungai Buluh Dabo Singkep. Saya sekolah SMKK Negeri di Tanjungpinang. Karena saya pikir nantinya saya bisa usaha sendiri membuka salon kecantikan. Jadi ngak perlu melanjutkan ke perguruan tinggi,''kata Siti di kantornya Sujak Motor di Ruko Taman Niaga, Batam Center.

Berdagang bagi Siti bukanlah hal baru. Sejak SD ia sudah diajarkan berdagang oleh ibunya. Ibu saya orang Cina, dia menurunkan bakat jualan untuk kami. Apa saja pernah saya jual. Baju, jilbab, aksesoris di DC Mall. Setiap ada bazar saya ikut di beberapa mall. Bahkan bedak yang saya pakai juga bisa jadi barang dagangan, ''ujar Siti sambil tersenyum.

Ternyata, Siti tak ingin hanya jago jualan, ia ingin menjajal dunia lain. Suatu saat seorang teman menawarkan pekerjaan di bengkel yang baru saja buka. ''Saya ambil tawaran itu. Untuk cari pengalaman. Kebetulan yang dibutuhkan bagian administrasi. Tapi memang jalannya, disinilah saya juga bertemu suami saya, Sujak Widodo,''kata wanita yang pernah menjadi nominator Batam Pos Enterpreneur Award tahun 2013.

Di bulan Mei tahun 1996, akhirnya Siti bersama suami mendirikan perusahaan sendiri yaitu PT. Surya Sejahtera (ss) yang merupakan kepanjangan dari Sujak Siti.
''Alhamdulillah kami dibantu pembiayaan oleh PT. Sarana Riau Ventura untuk membeli gedung dan oven serta peralatan lainnya,'' katanya lagi.

Kami berdua, ujar Siti, bersama-sama menjalankan usaha ini. Suami lebih menguasai lapangan sedangkan saya di administrasi dan keuangan. Setiap ada pekerjaan dan proyek kami selalu buat presentasi. Supaya kami bisa bersama-sama memahami kegiatan usaha yang akan kami jalankan.

Dari mulai bisnis bengkel, pusat pelatihan otomotif modern (ppom), mengerjakan sampah kota  Batam. Kini suami saya, sedang menangani limbah sawit menjadi listrik dan listrik dengan tenaga surya. Termasuk merehabilitasi TPA Muara Pajar Pekanbaru dari tahun 2013 sampai saat ini.

'Kami mempunyai tugas masing-masing. Namun tetap menjaga profesionalitas di dalam tubuh perusahaan.  Kedudukan di struktur perusahaan saya Komisaris Utama, bapak Direktur Utama,'' kata Siti.

Walau bekerja bersama suami dalam satu perusahaan, Siti tetap membuat manajemen waktu.
''Sampai jam 5 sore saja untuk pekerjaan. Karena sudah dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore waktu dicurahkan untuk bekerja. Setelah itu waktunya buat keluarga terutama anak-anak.

''Anak saya yang pertama Putri Yusitalia, sedang kuliah di Fakultas Hukum semester 2. Dia menuruni bakat saya berdagang. Dia jualan jilbab dll di online, bbm dan instagram. Yang kedua Muhammad Ukrisna Madani kelas 2 SMP. Kalau ini ikut bakat papanya,''ujar Siti.

Tak hanya sibuk mengurusi perusahaannya, Siti ternyata senang berorganisasi. Tahun 2006 aktif di organisasi  Wanita Islam, KPPI juga Pemberdayaan Perempuan. Siti juga baru saja terpilih sebagai ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) cabang Batam, dan pengurus di Himpunan Pengusaha Muda (Hipmi) Peduli Kepulauan Riau.

 '' Berorganisasi saya anggap penting. Karena dapat mempererat tali silaturahmi. Kita bisa sama-sama memberikan ilmu pengembangan diri menuju pola pikir yg positif, ''kata Siti yang pilkada beberapa waktu lalu mencoba menjadi calon wakil kepala daerah di kabupaten Lingga.

Pencalonan saya menjadi wakil Bupati Lingga untuk meningkatkan harkat dan martabat serta derajat khususnya wanita. Di kabupaten Lingga, saya perempuan pertama,''kata Siti.

Disaat ada keuntungan, Siti tetap menyisihkan untuk CSR perusahaannya. Kegiatan sosial Sujak Motor salah satunya adalah membuat pelatihan di lapas untuk narapidana yang 3 bulan lagi akan  bebas.

''Kami memberi pembekalan skill selain ke panti asuhan,''kata Siti lagi.

Keberhasilannya ini tak lepas dari didikan orangtuanya. Kini kakak-kakaknya sudah menjadi guru, bekerja di perusahan asuransi, pedagang juga perias pengantin.

''Alhamdulillah kami sukses dengan profesi masing-masing. Ibu saya sangat disiplin dan tegas pada anak-anaknya. Semoga orang tua saya bahagia disisi Allah dengan keberhasilan anak-anaknya. Walaupun saya tidak sempat mendapatkan kasih sayang sampai dewasa dari ibu. Karena kelas 1 SMP ibu sudah di panggil yang Kuasa. Tapi, saya selalu ingat pesannya, kami harus bangun sebelum sholat subuh dan tidak boleh iri dengan keberhasilan orang lain,'' tutur Siti yang merupakan anak keempat dari 7 bersaudara. ***

Sabtu, 07 Mei 2016

Siapkan 101 Dessert di Rumah Kolak Suzanna



Mei Lany Sofianty, Owner Rumah Kolak Suzanna

Masih ingat tumpeng raksasa di Lapangan Engku Putri beberapa waktu lalu? Nah,si pemilik Rumah Kolak Suzanna inilah yang ikut memanjat tangga membentuk nasi kuning ke dalam cetakan tumpeng. Dia satu-satunya perempuan yang ada di dalam tim itu. Bersama belasan laki-laki membentuk nasi menjadi tumpeng setinggi 3 meter.

Pemilik nama di medsos, Lani Valentino ini, adalah salah satu anggota club kuliner dari komunitas Tangan Diatas. Karena itu ia ikut dalam gawean akbar pembuatan tumpeng raksasa saat Pesta Wirausaha TDA Batam.
Setahun lalu tepatnya bulan Juni 2015, Lani mulai merintis usaha rumahannya. ''Saya mulai dengan jualan online. Produk pertama saya waktu itu Bitterballen yaitu kudapan khas dari negara belanda dan aneka produk nugget original berbahan dasar sayur dan daging tanpa bahan pengawet dan MSG,''kata perempuan kelahiran Medan

Berjalan dua bulan usaha kuliner onlinenya, Lani mulai menjajal jualan offline. Ia pun bergabung dengan LDK (Lapak Deret Kuliner) sebuah komunitas UKM yang berlokasi di Engku Putri Batam Center, tepatnya di belakang kantor DPRD Batam atau bundaran Masjid Raya.

''Tepat tanggal 17 Agustus produk saya ada di lapak Deret Kuliner ini bersama puluhan produk milik teman-teman UKM. Disini kami tidak dipunggut bayaran. Umi Shasa dan Om Berbie yang membuatkan wadah berjualan ini,''kata wanita lulusan D3 ASMI Jurusan Sekretaris ini.

Setelah dari produk Bitterballen dan Nugget, Lani mulai merambah kuliner dari Medan khususnya khas Sumatera Utara. Kebetulan, ia lahir di Medan. Dan Lani juga tahu beragam kuliner ada di kota kelahirannya itu.

Ikan mas arsik, sayur daun ubi tumbuk, ikan teri kacang sambal Medan, lontong Medan serta berbagai macam kue-kue khas tradisional dari Medan menjadi menu andalannya.
''Memang dengan beragam produk banyak juga yang tidak terjual. Lebih banyak uang keluar ketimbang uang masuk Belum lagi capeknya,''kata Lani.

Ternyata Lani duka itu tak membuatnya patah semangat. Ia belum puas, ia kembali mengeluarkan produk-produk dessert seperti es campur Medan, es teler Medan dan kolak durian khas Medan.
''Saya sudah menemukan jati diri di Rumah Kolak Durian ini,''katanya dengan senang.

Memang di akhirnya bulan november 2015 lalu, Lani akhirnya memutuskan fokus pada 1 produk Kolak Ketan Durian. ''Saat ini saya sedang membangun sebuah branding yang di beri nama Rumah Kolak Suzanna. Di Rumah Kolak Suzanna ini, akan ada banyak aneka pilihan olahan kolak durian maupun non durian,'' kata wanita yang kini berusia 37 tahun ini.

Akhirnya, kata Lani, ia mulai memberanikan diri membuka gerai pertama yang diberi nama "RUMAH KOLAK SUZANNA" tepat 19 Februari 2016 di New Hill Food Court & Room Stay di di Nagoya Hill, deretan Pizza Hut dan Ace Hardware. Kini omsetnya pun sudah bertambah menjadi Rp1-2 juta perhari. Padahal dulunya, ia hanya bermodalnya Rp 500 ribu saja.

''Ini berkat dukungan dan support dari sahabat-sahabat terbaik saya, umi shasa, om berbi owner shabila bekakak, bang ropi owner sijago Rendang Batam, mas Tohar owner Es Pisang Ijo Maligai, mas Angga owner Soes Family, mas Afis owner Kuebue jagonya snack box, mami Lucy Yuni owner dari Pojokue, teteh Tita Yulia dan A'a Tatang Kasep owner julia cooking, bunda Hefsty owner RM Angin Mamiri, dan Pak De Ado owner Gudeg Jogja mba Anik. Ucapan terimakasih yang tak terhingga, dan tidak bisa saya balas atas semua dukungan & supportnya,''tutur Lani.

Kini Lani pun mulai merajut impiannya. Ia ingin di gerai offline Rumah Kolak Suzanna ini menjadi pusat di Batam. Akana akan ada 101 menu olahan dessert berupa bubur dan kolak dengan berbagai macam variasi.

''Bagi anda penyuka durian, ready berbagai macam menu olahan kolak durian dan bubur durian. Tapi bagi yang tidak suka durian, i juga menyediakan berbagai macam menu olahan bubur dan kolak yang tidak menggunakan bahan durian. Ingin menjajal dessert terenak olahku datang ke Rumah Kolak Suzanna buka dari jam 10.00 hingg pukul 22.00. Ditunggu ya,''ajak Lani. (agn)

Pernah Merombak Kafe Gay

*M Nur A Nasution, Direktur Batam Tourism Polytechnic (BTP)

Puluhan laki-laki saling bercengkerama layaknya pasangan laki-laki dan perempuan. Berpelukan mesra. Tidak ada risih. Karena semua yang ada di dalam kafe itu juga seperti itu.
Wajah-wajah yang sangat familiar di layar TV juga ada diantara padatnya pengunjung kafe di Bali. Mereka itu artis-artis pria yang sering mengisi acara-acara di TV swasta.

'' Saya diminta mengubah kafe gay ini jadi kafe publik. Saya merasa tertantang  mengubah kafe ini menjadi lebih bersih. Kasihan dengan keluarga karyawan-karyawan itu. Karena pengaruh LGBT ini sangat kuat. Banyak karyawan laki-laki, suami-suami yang tadinya normal bisa jadi gay, lesbian, '' kata  M Nur A Nasution , Direktur Batam Tourim Polytehnic di Sekupang.
Yang pertama saya lakukan kenang Nur, saya kumpulkan semua karyawan. Saya bilang akan mengubah kafe ini adi bersih dari LGBT.

Beberapa karyawan yang memang sudah terkena penyakit LGBT memilih berhenti bekerja.  Saya pun berkali-kali diancam oleh pelanggan kafe. Karena mereka kehilangan tempat nongkrong.
Tapi kata Nur, ia tak pantang mundur. Diteruskan  niatnya. Dan berhasil. Kini kafe itu menjadi kafe teramai di Bali.

''Biasanya lagu yang diputar di kafe gay itu lagu-lagu sendu. Saya ubah menjadi lagu rok. Saya undang wisatawan Australia. Lalu sebar flyer. Dan hasilnya kelihatan. banyak wisatawan Australia datang. Setiap malamnya penjualan menjadi 15 juta. Ini adalah terobosan gila yang pernah saya buat. Ditantang mengubah kafe gay jadi kafe publik,'' kenang Direktur BTP Batam ini dengan wajah sumringah.
Nur juga mengaku punya hobi memperbaiki tempat yang bangkrut.

'' Ada GM yang sembah kaki saya, karena akan dipecat, karena hotelnya mau bangkrut. Yang saya lakukan, hanya menginformasikan ke teman-teman bahwa saya ada di tempat ini. Ternyata responnya, teman-teman langsung reservation. Akhirnya hotel itu tidak jadi bangkrut, karena kembali ramai, '' kata pria kelahiran Jogya, 48 tahun lalu.
Nur juga pernah diminta menghidupkan  hotel sepi tanpa subsisi dari ownernya. Apa yang dilakukannya ?

''Saya dekati orang-orang di kolam renang. Saya tawari pindah ke kamar suite, asalkan mau mengajak temannya pindah ke hotel ini. Dan taktik saya berhasil. Lama kelamaan hotel ini ramai lagi,'' cerita Nur.
Pengalaman unik lainnya, ketika Nur harus membenahi hotel yang sepi tamu karena letakknya yang tersembunyi.

'' Saya pelajari, pasti ada orang yang gak suka diketahui tempat nginapnya. Seperti orang yang  suka meditasi. Lalu saya pake segmen itu untuk promo di google,'' kata Nur.
Yang penting, kata Nur,  ownernya nurut saya. Dan, saya bisa mengubah hotel yang mau bangrut jadi ramai lagi.

''Saya sering ditangisi karyawan yang hotelnya sudah saya  perbaiki. Mereka merasa berhutang budi karena dengan adanya saya, mereka bisa bekerja dan menghidupi keluarga lagi. Ini nilai yang tidak ada harganya. Saya bersyukur, bisa membantu orang lain dengan jalan ini,'' ujar Nur.
Kini Nur punya gawean lain. Sudah 4 bulan ini Nur menjabat Direktur Batam Tourism Polytehnic.

''Saya tertantang karena diminta membuat program D4 Kuliner. Program.  baru dan pertama di Indonesia,'' kata Nur yang dulu juga pernah diminta membuat program D3 Kuliner di Sekolah Tinggi Pariwisata Bali.

BTP ini akan menjadi tempat Nur mewujudkan impiannya. '' Saya ingin  chef masa depan tak  hanya  jago masak, tapi  tahu gizi dari makanan itu. Dia juga juga berjiwa entrepreneur. Saya akan ciptakan  golden boy untuk Indonesia dari BTP,'' kata Nur.

Tantangan ke depan kata Nur lagi, di middle level perhotelan akan  butuh S1. Tapi lulusan D4 yang saat ini sedang kami persiapkan hanya dengan kompetisi saja sudah bisa masukk ke middle level. Karena sudah tertempa. Delapan puluh persen ilmu praktek yang diberikan BTP untuk mahasiswa D4.
Dengan sumringah Nur menyampaikan sebuah berita gembira bahkan membanggakan untuk BTP Batam. Karena didatangi  agen Cruise Land (agen kapal pesiar) terbesar di dunia.

'' Mereka  akan buat kerjasama dgn BTP.  Ini surprise banget. Karena  mereka belum  pernah mendatangi Batam. Dengan kerjasama ini nantinya mau naik kapal pesiar  cukup lewat BTP. Dan akan memberi  gaii anak-anak BTP yang training di kapal antara  1500-2000 USD,'' kata Nur lagi.
Satu lagi program terbaru yang juga dibuat Nur adalah Profesional certification. Dengan sertifkat ini sudah bisa bekerja. Bahkan siapapun tanoa batas umur bisa kuliah.

''Kalo mau jadi chef bergaji 10 ribu? Mulailah  dari sekolah seperti  BTP. Tdak hanya  dari pengalaman saja, tapi dengan belaja, '' kata Nur.
Nur pun menceritakan perjalanan karirnya dari seorang chef dan kini Direktur BTP Batam.

'' Saya lulusan sekolah Tinggi Pariwisata Bali.  Waktu itu saya diminta kembali ke kampus, untuk membuka jurusan D3. Padahal saya sudah di posisi eksekutif chef di hotel di Kalimantan itu. Dan mesti menjadi dosen, dengan gaji lebih rendah dari sebelumnya. Sempat galau. Calon istri,keluarga setuju saya kembali ke Bali. Nyaris  99.9 persen setuju. Akhirnya saya pun menjadi dosen dan menjabat Pembantu Ketua STP Nusa Dua Bali,'' kata Nur.

Dulu, kata Nur, sangat jarang chef  mau jadi dosen, lebih baik kerja di hotel dengan gaji yang besar.
''Di usia  21 tahun saja, saya sudah bergaji besar. Dengan hanya tanda tangan saya sudah bisa dapat semua fasilitas hotel dengan gratis. Nah, tiba-tiba saya mesti balik jadi kere lagi. Tapi ya sudah lah,  saya putuskan ke Bali,'' tutur Nur.

Saat mulai membuat kurikulum D3, Nur mengkombinasikan ilmu D2 dan pengalaman kerjanya. Dan hasilnya, lulusan D3 STP Nusa Dua Bali cepat naik posisi menjadi chef hanya dalam 3-4 tahun bekerja. Bahkan lulusan menjadi uara dunia di Chili.

''Saya memang melatih anak-anak berjiwa  fighter. Mereka harus lebih baik dari saya, '' katanya dengan penuh rasa bangga.
Tak hanya membuat kurikulum D3, Nur juga menjadikan sebuah hotel milik  STP Bali.

Prestasinya itu membuat Nur, menjadi dosen Perwira Mandiri mewakili Bali. Ia menjadi jadi couch entrepreneur. Dan dididik selama  1 tahun. Dan harus  mencetak 4 pengusaha. Dan berhasil, anak didiknya kini menjadi pengusaha tempat wisata, kuliner dan  travel agen.

Kalau dihitung, kata Nur, anak didiknya sudah  ribuan dan ada di seluruh dunia. Nur sempat menceritakan kenangannya ssat ke Italia. Ia pernah membuat Indonesian Night Buffee. Dan dia pun dijuluk Indonesia Sultan of Sate.  Karena saat itu ia membuat sate terpanjang, Lalu Nur juga pernah membuat patung Burung Garuda dari butter di Adelaide tahun 1990.
Nur juga pernah ke Korea, memperkenalkan masakan Indonesia. Dan hasilnya membawa orang Korea belajar ke Indonesia.

Belum lama ini,  6 orang mahasiswa semester 2 bidang kuliner BTP menjadi  The Best Training. '' Walau mereka masih berilmu sedikit. Tapi sudah mampu berkompetisi dengan org Jepang, Korea dan Singapura. Saya punya visi, akan mengirimkan lebih banyak mahasiswa bidang kuliner. Dan membawa masakan Indonesia ke seluruh dunia. Saya juga akan buat Kurikulum Global Indonesian Food,'' kata Nur
Nur juga ingin menjadikan Batam seperti Bali. Menurut Nur, butuh pelestarian budaya sejak anak-anak. Ajarkan anak-anak tarian daerah.  Mulai saja dari Kecamatan.

''Melayu  and beyond. Budaya Melayu bersama  budaya daerah lainnya. Batam memiliki banyak kebudayaan. Pendatangnya dari senua suku. Kita bisa buat pagelaran di Engku Putri. Ini menjadi daya tarik bagi wisatawan.  ***

Karyawannya Hanya Lulusan SD



Niat
awalnya ingin memberi pekerjaan pada anak-anak lulusan sekolah dasar di Batam.  Supaya mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Nurbaiti rela mengajari anak-anak itu menjadi tukang masak handal dan mampu mengelola rumah makan.  Baginya ada kepuasan saat karyawannya  bisa diterima bekerja di hotel atau restoran besar.

"Saat itu tahun 2009, T-Poci, jualan saya masih angkringan di Graha Sulaiman, Nagoya. Tapi saya sudah punya impian itu,'' kata Nurbaiti.

'' Saya ingin menciptakan lapangan pekerjaan untuk mereka, makanya syarat karyawan saya hanya minimal tamatan SD dan punya identitas. Jadi mereka-yang susah mencari pekerjaan tanpa pengalaman,  dididik dan dilatih disini agar punya ketrampilan lebih, '' ujar PNS di Bappeda Batam ini.
Satu tahun pertama bisnis kata Ibeth, menjadi masa-masa penuh tantangan.

Waktu buka angkringan, dapur untuk masak  masih di rumah. ''Saya masak sendiri hanya dibantu pembantu di rumah. Jam 4 sore saya baru pulang kerja, langsung nyiapkan masakan.  Jam 5 sore, masakan sudah diambil karyawan. Makanya selesai  sholat Subuh, saya sudah harus ke pasar,  lalu menyiapkan bahan yang perlu dimasak sebelum berangkat kantor. Kadang kalau Sabtu dan Minggu, saya dan suami langsung ikut jualan di angkringan. Biasanya ramai pembeli,'' kata Ibeth

Ada pengalaman lucu yang selalu diingat Ibeth. Saat itu, dia  hamil muda, tidak  bisa mencium bau masakan. Padahal tiap hari,  harus menyiapkan masakan untuk jualan. Akhirnya, dia pakai masker setiap kali masak, Untuk mencicipi masakan ia percayakan pembantunya.
Dua tahun berjalan, usaha angkringan T-Poci milik Ibet mulai berkembang, ia  mulai  merintis konsep resto di ruko Baloi Indosat.

Memang bekerja sambil memiliki usaha itu tantangannya lebih berat. Ibeth mengaku pernah dalam kondisi ingin menutup bisnisnya. ''Pada saat itu tuntutan pekerjaan kantor tidak bisa ditinggal. Dan juga harus mengurus keluarga. Tetapi pada saat memikirkan nasib karyawan, saya jadi semangat. Apalagi banyak karyawan T'poci yang akhirnya bisa bekerja di hotel dan restoran yang sudah punya nama dan mendapat penghidupan lebih layak.  Saya bangga, walaupun ada juga yang keluar dari resto dan masih belum berhasil,'' kata Ibeth yang kini sedang tugas belajar di Universitas Indonesia Jakarta.

Walau kini T-Poci sudah menjadi resto terkenal di bilangan Batam Center.  Berkonsep sebagai tempat kongkow anak muda dan keluarga yang nyaman, Ibeth masih punya keinginan untuk lebih mengenalkan T-Poci seantero Batam. '' Pengen punya food truck yang mobile kemana-mana, supaya  bisa menguasai pasar seluruh area Batam,'' kata istri Kristian Tri Gunawan,  PNS Dinas Tata Kota yang menjabat sebagai Kasi Bangunan Gedung.

Saya juga ingin mewujudkan impian jangka panjang, yaitu  membuka franchise di luar Batam. Karyawan-karyawan yang loyal dengan saya sejak awal berdiri bisa membuka cabang T-Poci dan menjadi bisnis pribadi. Saya ingin meningkatkan derajat kehidupan mereka. From zero to hero,'' kata Ibeth.

Memulai bisnis dengan modal awal 25 juta, dan omset kotor Rp 700-1 juta perhari. Membuat Ibeth terus berfikir untuk mengembangkan T-Poci menjadi lebih besar.
Pencapaian omset yang kadang naik dan turun, bagi Ibeth itu biasa. Tahun 2015 ini saja, terjadi penurunan yang besar.

'' Mungkin daya beli masyarakat ikut turun. Tapi omset masih seputaran Rp 1,5 juta/hari. Pendapatan agak banyak hanya weekend saja. Kalau awal-awal dulu, 1 tahun pertama  cuma bisa buat ikutan makan saja. Tapi sekarang bisalah buat bayar kredit ruko,'' katanya.

Ibeth ternyata pernah punya pengalaman ditipu karyawannya sendiri.
''Uang pendapatan restoran ditilep. Dia bekerjasama dengan kasir. Saya memang pernah tidak mengontrol restoran karena harus dinas ke luar kota.

Dari pengalaman ditilep itulah, Ibeth mengaku  belajar mengelola manajemen dan meningkatkan kejujuran karyawan. ''Walau gaji belum bisa memenuhi UMK, tapi saya usahakan tempat tinggal yg layak serta makan yg bergizi buat karyawan,'' kata ibu  Nur Seisha T.Gunawan (15 thn), santri di Pesantren Daar Elqolam Islamic Boarding School-Tangerang, Nur Annisa N.Gunawan (10 thn), pelajar di SD Harapan Utama Batam dan Muhammad Hafuza A.Gunawan (5 thn) di playgroup Berties School House Batam. (agn)

Weekend, Ikut Kampung Tur Mangrove Yuk


Mengisi liburan tidak mesti ke luar negeri. Di Bintan juga banyak yang menarik dan layak dikunjungi. Seperti hutan mangrove atau hutan bakau, tempat ini sungguh mengasyikkan. Menyusuri rimbunnya hutan bakau dengan boat. Melihat hewan-hewan yang ada di hutan itu. Yang lebih menegangkan ketika melewati ular-ular bakau yang melilit di dahan pohon bakau. Memang ular-ular itu jauh di atas dahan, namun tetap ada ras dag did dug ketika mlewatinya.
Perjalanan makin seru ketika malam tiba, cahaya kunang-kunang menerangi perjalan tur mangrove ini. Pemandangan yang jarang terlihat ini membuat para wisatawan memilih tempat itu untuk melamar sang kekasih.
Setelah menjelajah hutan bakau, saatnya menjajal kuliner khas seafood ala nelayan. ''Dijamin lebih fresh seafoodnya. Dan sangat tradisional bumbunya. Bakal ketagihan terus,''kata Mira, owner Travller Bintan.
Petualangan belum selesai karena masih ada dua tempat tujuan lagi. Yaitu Kampoeng Sebong dan Lagoi Bay. Dua tempat ini juga menjanjikan pengalaman baru yang tak terlupakan.
Momen selama perjalanan ini akan direkam khusus oleh fotogfer. Foto-foto kenangan bisa anda koleksi. Anda juga tidak perlu bingung, karena segala informasi dijelaskan secara detail oleh tur guide. Selama perjalanan, anda akan selalu ditemani.
Ingin ikut tur ini, ajak teman Anda atau anggota keluarga yang lain untuk bersama-sama merasakan kehebohan ini. Harga paket tur ini hanya Rp 400 ribu perorang (minimal 6 orang).


Kerupuk Atom Oleh-oleh dari Anambas

Bingung mau bawa oleh-oleh apa dari Kepri? Nah, ada satu lagi camilan yang bisa
dibawa untuk oleh-oleh dari Kepulauan Riau. Namanya kerupuk Atom. Kerupuk Atom asal Tarempa, 
Kabupaten Kepulauan Anambas ini berbahan baku ikan tongkol.

Di Anambas, kerupuk ini selalu hidangkan sebagai kawan lauk makan. Karena itu kerupuk atom 
menjadi penganan khas yang paling banyak dikonsumsi masyarakat disana.
Bahkan ada anggapan, tak lengkap kalau tidak ada kerupuk atom. 
Kerupuk atom berbahan baku ikan tongkol ini, banyak di produksi oleh masyarakat secara 
sederhana. Dengan bahan baku ikan tongkol yang mudah didapat dari nelayan. Rasanya lezat dan
gurih. 

Kerupuk atom Anambas adalah usaha rumahan yang diproduksi setiap hari oleh masyarakat di kota 
itu. Disana, jika pesan sore, besoknya sudah bisa diambil. Karena usaha rumahan proses 
pembuatannya bisa dilihat langsung. Harga kerupuk Atom Anambas Rp 15 ribu dengan berat
80 gram. Minimal order 3 bungkus plus Ongkir Rp 10.000 untuk wilayah Batam.

Selain kerupuk Atom, ada juga kerupuk ikan khas Anambas. Terbuat dari ikan segar. Enak dan 
gurih. Ngembangnya juga gede. Harga kerupuk ikan Anambas ini Rp 25 ribu/bungkus dengan
berat 500 gram. Minimal order 3 bungkus dan Ongkir untuk wilayah Batam Rp 10.000.***

Selasa, 03 Mei 2016

Luti gendang, Oleh-Oleh Favorit dari Batam


Sejak luti gendang, makanan khas Tarempa bermitra dengan b-niaga.com dan  terus menerus diekpsos oleh  media online Batampos.co.id. Permintaan luti dari luar kota terus meningkat.

Rata-rata setiap harinya 60-120 pcs luti dikirim dari Batam ke beberapa kota besar di Indonesia. Kebanyakan yang membeli di luar kota adalah warga Tarempa, ataupun warga  Tanjungpinang dan Batam yang sudah menetap di daerah lain.

''Saya dulu lama tinggal di Tanjungpinang. Tapi sekarang sudah menetap di Bandung. Saya sudah lama ngidam kue ini. Pernah dulu nitip teman. Karena sudah kepengen lagi, saya coba ,  search google, dan ketemulah b-niaga.com,'' kata Inggil yang sudah menetap  di Bandung.

Angga Ferdian, salah satu pegawai negeri di Lingga, juga sama dengan inggil. Ia mengaku sudah kangen luar biasa mencicipi roti goreng berisi ikan tuna ini.
Kemarin saat bertugas di Batam, sebelum kembali ke Lingga, ia memesan 80 pcs luti gendang setengah matang. 

"Saya lahir di Tarempa. Kalau disana, luti adalah makanan wajib setiap sarapan pagi. Makanya mumpung ke Batam, saya order. Kebetulan saya lihat luti gendang di jual online di b-niaga.com,'' kata Angga.

Peminat luti gendang tak hanya mereka yang sudah pernah mencicipi luti gendang ini, tapi juga wisatawan yang datang ke Batam.  Seperti Sandi dan salah satu peserta Rakorwil Himpunan Pengusaha Muda dari Jakarta, memesan 240 pcs lutigendang untuk oleh-oleh dari Batam. Ia bersama 3 temannya, memesan luti gendang lewat b-niaga.com.

''Karena pesawat saya berangkat jam 6 pagi, saya minta lutinya diantar malam hari. Prosesnya cepat, hanya beberapa menit saja, luti itu sudah tiba di hotel Novotel,''kata Sandi.

Luti yang bisa tahan hingga 2 hari tanpa dimasukkan ke kulkas, dan tahan hingga 1 bulan jika diletakkan di frezer, membuat para wisawatan memilih camilan ini sebagi oleh-oleh dari Batam. ''Jika ingin dimakan, cukup digoreng lagi. Jadi rasanya lebih enak,'' kata Heri, pemiiik Mie Tarempa di Batam Center dan Seipanas ini.

Dengan b-niaga, anda tidak perlu repot keliling mencari oleh-oleh  dari Batam. Karena cukup dari laptop dan  gadget, beragam oleh-oleh sudah ada di diantar ke alamat. (agn)