Ani Siti Aisyah, Juara I Lomba Masak Serba Ikan Tingkat Nasional (LMSI) ke 11
Dulunya perias pengantin. Kini memilih jadi pembuat kue. Bahkan juara
hingga tingkat Nasional dengan kudapan andalannya sus bebek.
Bebek-bebek
itu seperti sungguhan. Padahal dibuat dari kue sus. Kue yang dalam
bahasa aslinya Choux Pastry (baca: Su Pestri), yaitu kue yang bertekstur
lembut dan kopong bagian dalamnya, sehingga dapat diisi dengan vla
dengan aneka rasa. Ani Siti Aisyah mampu membuatnya menjadi unik dan
lucu. Ia tambahkan sus kering yang dibentuk menyerupai leher bebek. Ia
juga membuat sayap dari kue itu juga, Ani hanya membelah kue sus tadi
menjadi dua bagian, dan hasilnya memang seperti dua buah sayap yang
mengembang.
Ditambahkannya lagi sebuah ekor dari sayuran brokoli. Dan
setitik coklat sebagai mata bebek.
Yang paling spesial dari sus bebek
buatan Ani ini adalah isi kue sus itu. Ia mengkombinasikan udang, saus
tomat, mayonase, daun bawang juga mentega. Hasilnya diluar dugaan. Ani
menjadi Juara I Lomba Masak Serba Ikan Tingkat Nasional (LMSI) ke 11
yang diselenggarakan Kementerian Perikanan dan Kelautan pada 31 Oktober
2013 lalu di J expo Kemayoran, Jakarta. Hasil karyanya mampu mencuri
perhatian 4 juri yang terdiri dari ahli gizi, chef, ahli perikanan, ahli
tata boga juga ahli pangan. Dari penilaian juri itu Ani berhasil
mengumpulkan poin tertinggi dari puluhan peserta dari seluruh Indonesia.
''Ini
kemenangan Kepulauan Riau setelah ditunggu selama 9 tahun. Saya juga
gak menduga melalui sus bebek ini bisa mengalahkan peserta lain yang
lebih spektakuler,''kata Ani yang memenangkan kategori kudapan.
Ani
yang sudah 15 tahun menekuni pembuatan kue di rumahnya di Komplek
Culindo Indah jl Culindo Tentram no 1 Tiban ini awalnya juga tidak
menduga hasil kreasinya menang hingga ke tingkat nasional. ''Kalau buat
kue sus bebek sih sudah setiap hari. Banyak yang pesan. Hanya isinya
saja yang baru ini saya kombinasikan dengan udang. Karena menyesuaikan
tema lomba, yang harus serba hasil laut. Kalau cake dicampur ikan pasti
rasanya aneh. Makanya yang cocok hanya kue sus,''kata Ani yang belajar
membuat kue secara otodidak saja.
Isi kue sus, kata Ina, memang sudah banyak dikombinasikan
Jadi
tidak melulu diisi Vla, sekarang di isi dengan berbagai macam filling
seperti layaknya sandwich. Jadi ada sus yang di isi ragout, bahkan di
isi dengan lembaran smoked beef, keju lembaran, telur rebus yang diiris
tipis, dan lain-lain. Ibaratnya, kulit sus diperlakukan sebagai roti
tawar yang bebas di isi apa saja. Bentuknya pun beragam, bila dibuat
memanjang dinamakan Eclair, bahkan ada yang digulung, dibuat seperti
ular-ularan, dan lain-lain.
Di lomba itu, Ani membawa dua menu
kudapan. Sus bebek dan roughout. Kalau roughout diisi wortel, kacang
plong, ayam, dan susu. ''Ketika akan berangkat lomba ke Jakarta, sempat
test food dengan ibu Gubernur. Beliau tanya mana dari 2 menu ini yang
diunggulkan. Saya jawab sus bebek. Ibu Gubernur mendukung karena rasa
kue sus bebek ini memang enak dan tampilannya bagus. Dan ternyata
prediksinya benar. Sus bebek ini dinilai terbaik sebagai kudapan
bergizi. Kata juri, bentuknya lucu, dan bisa sekali telan karenanya
bentuknya kecil. Selain itu juga rasanya enak,''kata Ani yang saat lomba
berdua dengan Suratin yang juga Ibu Lurah.
Sus bebek ini diakui
Ani, sebagai kue paling gampang. Isinya saja, hanya udang dirajang
halus, saus tomat, mayonase, daun bawang juga dirajang halus udang
dirajang halus. Lalu proses selanjutnya bahan tadi ditumis dengan
mentega.
Idenya, diakui Ani, dari buku resep jadul. ''Dulu setiap
kali ulangtahun, kakak saya selalu memberi kado buku resep. Teteh Iyam,
kakak saya ini bilang kalau dia tidak bisa ngasih uang, tapi uangnya
nyari sendiri dari buku resep ini,'' kata wanita kelahiran Cisarua tahun
1971.
Akhirnya, Ani memang jadi senang mencoba membuat kue sendiri.
''Biasanya resep yang di buku sering tidak pas. Saya ulangi lagi dengan
menambahkan atau mengurangi beberapa bahannya. Saya juga suka liat
acara TV Selera Nusantaranya Rudi Choirudin. Sering juga coba resepnya
Rudi. Dari sering mencoba itu, saya mulai buat kue sendiri, awalnya
untuk dimakan anak-anak juga suami, lalu saya bagi-bagikan ke tetangga.
Kebetulan tetangga sering juga buat acara kebaktian. Merekapun pesan.
Karena informasi dari mulut ke mulut, kue buatan saya dikenal sampai
kemana-mana,''kata istri dari Ardian, karyawan perusahaan di Pulau
Bulan.
Keahliannya membuat kue, ternyata diluar dari ketrampilan
dasar yang dimiliki ibu dari Amanda Diani, mahasiswa semester 5 di salah
satu Universitas di Bandung, Andra Daffa Alifian, kelas 3 SMP 20 Tiban
koperasi dan Amel, kelas 2 SD Sandi Putra.
Ani sudah memiliki
sertifikat merias pengantin. Ia bahkan sudah merias pengantin sejak
kelas 5 SD. ''Saya dulu tomboi banget. Olahraganya karate. Makanya
orangtua saya menyuruh saya kursus merias pengantin,''kata anak dari
seorang Kapolsek di Bandung.
Tapi ketika pindah ke Batam tahun 1993
ikut suami, saya justru tidak melakukan apa-apa. Hanya dirumah, mengurus
anak. Membuat kue juga tidak sengaja. ''Alhamdulilah sekarang pesenan
aneka kue sampai 1500 pcs tiap Jumat, Sabtu dan Minggu. Saat bulan
puasa, orderan kue kering sampai 500 toples. Prinsip saya membuat kue
itu seperti membuat untuk diri sendiri. Jadi tidak dikurangi bahannya.
Dan memilih bahan terbaik,''kata Ani sambil memperlihatkan peralatan
membuat kue di dapur rumahnya.
Di ruang tamunya, Ani menunjukkan 6
piala yang pernah didapatnya. Salah satunya adalah piala juara Umum
Masak Serba Ikan kota Batam. Gelar juara inilah yang menjadi tiket Ani
menuju kejuaraan Nasional itu. Di tingkat kecamatan, Ani juga menjadi
juara 1 dengan menu yang sama.
Selain piala itu, ada juga piala
juara I Lomba Puding, Hantaran, Cipta Menu, dan tumpeng sejak tahun
2005 sampai 2008. ''Padahal saya ini selalu gak pede, anak-anak, teman,
juga suami yg suppor untuk ikut lomba. Bahkan anak saya yang di Bandung
rajin ngasih info lomba. Seperti lomba ulangtahun cake pisang vila,
dia juga yang ngasih tau. Alhamdulilah menang. Saya membuat lilin kue
tart yang menyerupai pisang yang terbuka kulitnya,''kata Ani sambil
menunjukkan sebuah foto.
Selama mengikuti lomba di Jakarta, Ani
juga merasakan dukungan luar biasa dari bapak Raja Ariza, kepala Dinas
Perikanan dan Kelautan Provinsi Kepri, lengkap dengan bu Ade, Reni Nur
Diana yang membantu mengurus keperluan selama lomba. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar