Selasa, 09 April 2013

Langganan Juara hingga Usia Senja


Jamilah Cony Fransiska, Atlet At letik Master Asal Batam


Usia Senja sia tua tak menghalanginya untuk berprestasi. Di usianya yang menginjak 51 tahun, ia berhasil mengumpulkan medali berbagai kejuaraan atletik internasional. Prinsipnya kerja adalah melayani.
Medali perak itu tergantung di lehernya yang putih bersih. Senyumnya lebar saat lensa kamera mengambil
momen itu. Walau hasilnya kabur, karena lebih banyak memperlihatkan aksara Thailand ketimbang dirinya
yang berdiri di podium, namun foto itu menjadi satu-satunya kenangan bagi Jamilah Conny Fransiska.
Saat itu, Amy, begitu ia biasa dipanggil, menerima penghargaan atas prestasinya menjuarai cabang olahraga
lempar lembing.

Amy bersama enam atlet lainnya mewakili Indonesia dalam kejuaraan Athletics Masters Thailand Open 8-10 Maret lalu di Kota Khonkaen, Thailand. Enam orang tim dari Indonesia berhasil membawa 3 emas, 4 perak dan 2 perunggu.

Kejuaraan atletik master ini adalah kejuaraan cabang olahraga atletik khusus untuk kelompok usia 35 tahun
ke atas. Karena itu, mantan atlet nasional yang kini berusia 51 tahun ini bisa tetap bisa bertanding. ''Untuk atletik master ini aku baru gabung dua tahun ini. Karena softball di Pekan Olahraga Nasional (PON) dibatasi umur, makanya aku pindah ke cabang atletik dan masuk ke master, yaitu kelompok usia,'' kata atlet
nasional softball ini.

Kata Amy, sejak tahun 1980, ia sudah sering bertanding di cabang olahraga softball. Sampai sekarang pun,
Amy mengaku masih aktif. ''Aku sudah ikuti lima kali PON mewakili beberapa daerah. Mulai dari Sulawesi
Utara, Jawa Timur dan Sumatera Selatan. Juga jadi atlet nasional dari Sea Games, Asean dan kejuaraan dunia di Amerika,'' kata wanita yang juga sangat dikenal sebagai instruktur senam di Batam.

Seperti sore itu, di rumahnya di Green Land, Amy sedang mengajari yoga pada dua muridnya. Ruang
tamu bercat hijau itu dibiarkan tanpa perabot. Salah satu dindingnya dipasangi kaca besar. Di pojok ruangan diletakkan meja tempat meletakkan tape. Di salah satu dinding lainnya, matras-matras tergulung
rapi, bola plastik berukuran besar juga bertumpuk di sudut ruang tamu itu. Dumbel-dumbel beraneka warna berderet di depan kaca.

''Eny ini lagi hamil tujuh bulan. Kalau Sholla dulunya kena pembengkakan di kepala bagian belakang. Sejak
enam bulan yoga, bengkaknya sudah berkurang 75 persen. Sudah gak pusing-pusing lagi,'' kata Amy, sambil memperkenalkan kedua muridnya.

Setiap harinya Amy mengajar empat kelas senam.Selain privat di rumah juga di studio senam Tiara Mustika. ''Gak terasa sudah tiga puluh tahun ngajar. Sejak tahun 1983, aku sudah jadi instruktur senam. Aku mencintai yang aku lakukan dan aku melakukan yang aku cintai. Jadi awet,'' kata wanita kelahiran Manado ini.

Bercanda di kelas menjadi kebiasaan yang selalu diselipkan Amy ketika mengajar. Bagi Amy, itulah salah satu cara agar murid-muridnya tidak terlalu lelah. ''Muridku dari mana-mana dan banyak banget. Mulai dari Manado, Malang, Jakarta, Batam juga Makassar.'' kata Amy yang juga sering menjadi pembicara
seminar di beberapa tempat.

Sejak mengikuti atletik master, Amy makin sering mengikuti kejuaraan. Beberapa waktu lalu, Amy pernah ikut Kejurnas Atletik Masters Indonesia Open di Yogya. Amy berhasil meraih dua medali. Amy sudah lima kali ikut PON mewakili beberapa daerah seperti Sulawesi Utara, Jawa Timur dan Sumatera Selatan.
Juga jadi atlet nasional dari Sea Games, Asian Games dan kejuaraan dunia di Amerika. Medali emas pun berhasil diraih Amy di cabang olahraga lempar lembing dan satu perak di tolak peluru. Lalu Singapore Open beberapa bulan lalu, ia menambah peraihan medali menjadi tiga emas di cabang olahrga lembing, tolak peluru, dan cakram dan satu perak di nomor Sprint 4x100M estafet.

Kemudian Johor Open, Amy membawa pulang dua medali satu emas di tolak peluru dan satu perak di lembing. Lalu ikut kejuaraan Asia Master di Taipei, Taiwan. Dan sekarang sedang mempersiapkan Singapore Open 13-14 April, Malaysia Open 8-9 Juni dan Indonesia Open.

''Bangga bisa bawa nama bangsa dan negara dikancah dunia Internasional, dan lain-lainnya,'' kata ibu dari seorang putri yang beranjak remaja. Sejak menjadi atlet, Amy mengaku sangat menjaga tubuhnya. Ia juga berubah menjadi lebih disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan teman-teman Amy ikut berpola hidup sehat. ''Saya bersyukur di umur masuk 51 tahun ini masih bisa berprestasi. Alhamdullillah selalu bersyukur pada Allah diberi kesehatan,'' kata Amy lagi.

Gaya hidup sehat mulai dilakukan Amy, seperti mengkonsumsi makanan yang sehat, banyak sayur dan buah,
juga seimbang nilai gizi lainnya, protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. "Harus pinter-pinter mengaturnya supaya tidak mudah lelah atau sakit. Istirahat sangat penting dan tidur harus cukup, rekreasi atau refreshing juga perlu, bukan harus keluar uang banyak untuk refreshing, tidak harus jalan kemana-mana. Kebersamaan dengan suami atau anak meski hanya nonton TV. Kita bisa sharing, atau berlatih bersama, atau nonton," kata Amy lagi.

Menurut Amy, teman adalah bagian dari hidupnya selain keluarga. ''Murid-muridku adalah energiku. Aku
melakukan yang aku cintai dan aku mencintai yang aku lakukan, itu yang membuat aku gak merasa capek. Tapi semua itu aku percaya bahwa Allah yang memberikannya, jadi banyak berdoa dan bersyukur atas yang sudah Allah berikan," ujarnya.

Salah satu resep yang membuat dirinya selalu bersemangat adalah kesadaran bahwa yang dilakukan itu
hanya sebuah "pelayanan", melayani negara dan melayani murid-muridnya. Satu obsesi Amy kini adalah, Ia ingin di Batam, membentuk organisasi khusus atlit atletik master. ''Mudah-mudahan dengan adanya wadah ini bisa memotivasi yang tua-tua agar mengali potensinya lagi. Walau sudah tua tetap bisa bermanfaat,'' katanya.

Amy mencontohkan atlet atletik master asal Jakarta. Katanya, ada ratusan atlet berusia lanjut yang tergabung
dalam PAMI cabang Jakarta. Usia mereka ada yang mencapai 82 tahun. Ia menunjukkan foto dua wanita di
Blackberry-nya. ''Yang ini namanya Maria Worek, usianya 82 tahun, kalau yang duduk namanya Tineke, usianya juga sama, 82 tahun. Dua-duanya tanding di cabang olahraga lari 100 meter dan lompat. Mereka kuat sekali larinya, padahal kalau lihat usia rasanya nggak mungkin. Tapi mereka bisa,'' kata Amy.
Prasetyoadi, suami Amy yang kini berusia 54 tahun, juga ikut dalam atletik master. Dulunya juga seorang atlit
sofball. Kini ia bekerja sebagai HSET & Comrel Manager di Bredero Shaw. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar