Selasa, 02 April 2013

Asmaniar Susanti, Penggiat Line Dance


Rogoh Kocek Sendiri Demi Kembangkan Tari

Kecintaannya pada dunia tari membuat dirinya rela melakukan apa saja. Ia membuat scrip sendiri, buku panduan, bahkan membiaya instruktur dari Jakarta dengan biaya pribadi.









Siang itu ruang di lantai 6  Kantor Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) lenggang.  Hampir semua karyawan istirahat makan siang. Namun Asmaniar memilih tetap di meja kerjanya. Ia masih sibuk menyiapkan rapat, dan menghubungi satu persatu deputi yang diminta hadir rapat oleh  ketua BP Batam.
Ketika sibuk menelpon, tiga orang tamu datang hendak bertemu dengan Asroni Harahap, pimpinannya. Namun karena pimpinannya tidak ditempat, Asmaniar menyarankan datang esok hari.   Selesai dengan tugas itu, Asmaniar kembali duduk dikursinya.

Diantara tumpukan berkas-berkas di meja kerjanya, Asmaniar Susanti mengambil, satu bundel kertas dan memperlihatkan salah satu dari lembaran kertas itu pada Batam Pos.
''Ini namanya dance script. Dalam dance ini sama dengan   tutorialnya. Berisi gerakan-gerakan yang harus dilakukan oleh seorang penari,''kata wanita yang sangat familiar di komunitas Line Dance di Batam.
Maklum saja, Asmaniar adalah salah satu penggiat Line Dance di Batam sejak tahun 2009.

Kasubag TU yang juga sekretaris Deputi bidang pengendalian,  Asroni Harahap ini, mengaku sangat menyukai dunia menari. Apalagi sejak ketemu line dance, tarian yang dibawakan beramai-ramai ini makin membuat ia jatuh hati. Semangatnya untuk menghasilkan tarian ataupun membagi ilmu pada instruktur tari, membuat dirinya tak pernah letih. Padahal hampir setiap hari, ia pulang kerja  pukul 20.00 WIB. Namun tak mengurangi semangatnya untuk menghasilkan sesuatu untuk line dance Batam.
Wanita yang tetap kelihatan enerjik diusianya yang sudah 53 tahun ini, merasa perlu mengalakkan line dance di Batam, karena  di daerah lain sudah sangat berkembang.
''Semuanya berawal ketika ikutan workshop line dance di Jakarta empat tahun lalu. Saya lihat tarian ini unik, beda dengan dance couple yang sudah saya pelajari,''kata Asmaniar.

Di line dance, tidak perlu cari pasangan. Karena ditarikan bersama-sama dan berderet atau berbaris. Line dance ini kata Asmaniar, lebih bernuansa olahraga. ''Gak perlu khawatir lagi kalo pasangan kita tidak mau atau tidak bisa menari. Karena kita tetap bisa menari dengan yang lain,''tambah istri dari Bambang Wintolo AS, yang juga bekerja di BP Kawasan Batam.

Keunikan lain, tambah Asmaniar, di line dance, satu musik bisa genre apa saja, bisa diciptakan satu tarian atau kareografi namun gerakannya tidak boleh keluar dari pakemnya. Lalu, dari tarian line dance ini dapat diciptakan dua tingkat kesulitan atau levelnya. Untuk Beginnner (pemula), beginner/intermediate.
Tarian baris ini kata Asmaniar, dikenal memiliki langkah-langkah sederhana, dan tidak untuk menari berpasangan. Karena  itu line dance sangat ideal untuk perorangan juga bukan penari.
Asmaniar pun menunjukkan     

dance script berjudul Get Me..Get Me yang iramanya diambil dari lagu Agnes Monica, Paralyze.
'' Ini adalah salah satu karya saya. Ada 31 lagi yang siap dijadikan buku. Jika selesai dibukukan, total dance scripts yang pernah saya buat sudah empat buah,''kata Asmaniar sumringah.
Jadi untuk menciptakan tarian, kata Asmaniar,  tidak perlu menari. Ia  saja  minta instruktur tari yang melakukan gerakan-gerakan. ''Maklum sekarang tangan dan lutut saya tidak sekuat dulu. Namun saya ingin tetap berkarya. Yang bisa saya lakukan adalah  membuat dance scriptnya,''kata Asmaniar yang pernah menjabat sebagai kepala Diklatbang d'ULD Batam.

Setiap Sabtu dan Minggu, adalah hari Asmaniar berbuat sesuatu untuk line dance. Sejak pukul 09.00 WIB, ia sudah duduk didepan laptop. Mengutak-atik  script. Walau tak lagi sebagai kepala Litbang d'ULD,  sejak mengundurkan diri tanggal 13 Desember 2012 lalu. Asmaniar tetap berkiprah untuk line dance. Ia lebih banyak menciptakan koreografi. Dan sesekali mengajak teman-teman line dance di Jakarta untuk melatih para instruksi yang ada di Batam.

Bahkan bersama tim dari  Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Badan Pengembangan Sumber Daya Jakarta memberikan kesempatan pembelajaran line dance kepada para  instruktur maupun calon instruktur di Batam secara bertahap dan periodik untuk selanjutnya mendapatkan sertifikat uji kompetensi.
''Inilah manfaat pertemanan dari komunitas line dance. Kita bisa saling bantu. Teman-teman d'ULD Jakarta bahkan tidak minta dibayar. Mereka rela datang. Padahal di Jakarta, untuk melatih satu jam saja, bayaran mereka ratusan ribu.

Disini, mereka mengajar hingga malam hari. Makanya, saya selalu berpesan pada instruktur yang diberi pelatihan, agar benar-benar mengambil ilmunya. Karena butuh biaya mahal untuk memanggil mereka kesini,''kata Asmaniar.

Memang diakui Asmaniar. Butuh dana juga minimal untuk biaya pesawat juga uang saku untuk pelatih. Biasanya ia ambil dari kantong sendiri. Hingga saat ini ia masih bisa mengandalkan gaji sebagai karyawan BP Batam. Namun tiga tahun lagi, ketika pensiun, Asmaniar mengaku tidak bisa lagi membiaya kegiatan deliners Batam. Tapi ia bertekad, akan terus membantu. Bahkan ia berencana membuka usaha kuliner untuk mensupport kegiatannya itu. 

''Saat ini yang bisa saya lakukan memang tidak secara langsung menciptakan tarian line dance, tetapi saya hanya memotivasi instruktur yang berbakat, untuk terus berkarya. Saya berusaha membangkitkan semangat kareografi, agar kita tak lagi bergantung pada kareografi luar negeri,''kata lulusan sekolah Sekretaris Indonesia College.

Bagaimana Asmaniar melakukannya? Ia mengaku selalu mencari ide dari mendengarkan lagu. Setelah mendapat ide, ia memberikan pada instruktur skenarionya. Lalu ia mengamati dan memberi masukan sedikit. Saat ini koreo yang sudah jadi diantaranya ''Entah, Daddy mommy, I’m into you, well-3, panah asmara, camak callo, paralyze, dan selanjutnya sedang disiapkan video tarinya.
Koreo yang sudah diciptakan ini biasanya  diperkenalkan kepada komunitas-komunitas line dance dan hak masing-masing komunitas akan memakai koreo ini, biasanya para koreografer saling mengirimkan hasil koreonya.

Koreo ini dipakai juga untuk penampilan  baik saat di hayer untuk acara-acara tahunan maupun acara-acara pernikahan dan lainnya sesuai kebutuhan.
Menurut Asmaniar, instruktur line dance di Batam yang dianggapnya memiliki kualitas baik baru dua orang. Dari belasan orang lainnya belum memenuhi standar. ''Mereka belum bisa baca script. Karena rata-rata terkendala bahasa. Karena semua script menggunakan bahasa Inggris. Karena itu butuh pelatihan terus.
''Saat ini saya juga sudah mulai mengajarkan para pelatih tari, agar bisa mendandani. Jadi ada tambahan ketrampilan dan tentunya bisa menjadi tambahan pendapatan selain menjadi instruktur tari,''tutur Asmaniar.
Banyak manfaat yang didapat jika rajin menari kata Asmaniar. Apalagi line dance yang gerakannya lebih banyak untuk berolahraga. Karena kalau dilakukan dengan benar dalam 1 jam bisa membakar 500 kalori. Kemudian otak kita dilatih untuk  tetap bekerja dengan menghitung dan mengingat – ingat langkahnya, apalagi bisa belajar dance script (step sheet) ada rasa senang pastinya. Hati pun senang karena banyak teman dan juga berjumpa dengan teman-teman yang berbeda karakter, belajar memahami, menerima  dan mencoba menjaga hati. Supaya tujuan terjalin persahabatan.

''Pada anak-anak saya, Danasmara Abipraya juga Wikandriya Pradinang, mereka saya kenalkan juga pada dunia tari menari ini. Mereka justru  berbakat. Mungkin dari ayahnya karena dulu memang ayahnya penari di Yogyakarta, sedangkan saya belajar menari sejak di Batam. Saya terus  menyemangati anak saya untuk bisa menari dan bergabung bersama teman SMAnya, karena dengan menari,  ada keseimbangan untuk fungsi otak kanan dan kirinya,''kata Asmaniar lagi.

Dengan menari line dance, tambah Asmaniar, dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang, menguatkan tulang dan otot tanpa menyakiti sendi kita,dan mencegah Osteoporosis. Juga meningkatkan metabolisme & stamina. Bisa menjaga postur, keseimbangan, meningkatkan refleks dan mengurangi jatuh. Manfaat lain yaitu meningkatkan fleksibilitas, rentang gerak sendi dan gerakan fungsional. Dan yang utama adalah membangun kepercayaan diri, meningkatkan self-efisiensi. Bahkan mampu meningkatkan suasana hati, mengurangi stres dan ketegangan. Juga dapat menciptakan rasa bermasyarakat atau rasa memiliki dan memberikan kesempatan bertemu dengan orang-orang yg menggemari tari menari khususnya  line dance. Jantung juga bisa menjadi lebih kuat. Fungsi paru akan membaik sekaligus membantu mencegah dan mengatur diabetes.
Kecintaannya pada line dance juga sudah dituangkan dalam sebuah buku. Isinya adalah pengenalan basic steep line dance (pakemnya) dan kumpulan step sheet( dance script)  koreo dari dalam dan luar negeri. Buku ini sebagai panduan untuk instruktur dan member line dance. Tapi sekarang kan mencari step sheet (dance script) sudah sangat mudah  tinggal buka youtube saja…(http://www.copperknob.co.uk)

Selain itu, Asmaniar juga  pernah membuat tulisan “Embrio menuju ULD Batam” dan “Selayang Pandang  1’st Aniversary d’ULD Batam”. Tapi karena suatu hal buku itu tidak jadi diselesaikan.
Kini Asmaniar sangat bersyukur dan turut bergembira karena, sekarang dibanyak tempat  masyarakat luas di Nusantara pada umumnya dan batam pada khususnya sudah mulai mengenal dan menggemari line dance.
Menari line dance pada dasarnya mudah.

Syaratnya tentu saja keadaan fisiknya harus sehat, ada kemauan yang kuat untuk bisa menarikannya, yang sulit memahami nada (bit off) akan lambat menerima pembelajaran line dance. Karena langkah kakinya akan terlambat bergerak persekian detik, sehingga sulit untuk mengikuti dengan cepat dari ketukan irama musiknya. ***

1 komentar:

  1. best line dance Facebook groups

    https://www.facebook.com/groups/DanceMusicSix/

    BalasHapus