Vihara 1000 Patung di Tanjungpinang
Mendengar
di Tanjungpinang ada vihara 1000 patung, sudah membuat saya penasaran.
Tadinya, sore itu juga saya ingin langsung menuju vihara yang bernama
Ksitigarbha Bodhisattva, tempat 1000 patung itu berada. Untung saja,
seorang teman SMA di Tanjungpinang yang juga sering berkunjung ketempat
itu memberitahukan bahwa vihara yang ada di km 14 (batu 14 sebutan km)
itu sudah tutup pukul 16.00 WIB.
Saya yang baru tiba dari pelabuhan
Telaga Punggur, Batam dengan kapal feri Oceanna (dengan tarif Rp40 ribu/
one way) memilih pulang ke rumah orangtua saya di perumahan Taman
Harapan Indah Batu 9 Tanjungpinang. Karena dijemput, saya tidak perlu
menyewa taxi. Sebenarnya dari pelabuhan Sri Bintan Pura ke batu 14 ada
taxi yang bisa dicarter Rp60 ribuan.
Dengan taxi inilah kita bisa
sampai ke Vihara Ksitigarbha Bodhisattva. Kira-kira butuh waktu 45 menit
sampai ke lokasi. Karena Vihara terletak diatas bukit, dari km 13
sudah terlihat . Posisi vihara yang dibuat tahun 2005 ini oleh Boby
Jayanto, seorang pengusaha Tanjungpinang ini ada di sebelah kanan jalan
raya.
Sebuah papan kecil bertuliskan vihara Ksitigarbha Bodhisattva menjadi petunjuk jalan menuju vihara tersebut.
Untuk
masuk kedalam, harus melewati jalan yang mendaki namun lebar. Tapi
tetap nyaman dilewati karena jalannya mulus. Jalan masuk itu sekitar 3
kilometer saja.
Gonggongan 3 ekor anjing penjaga vihara langsung
menyambut kedatangan saya. Pagi itu sekitar jam 09.00 WIB, belum ada
satupun pengunjung. Yang ada hanya seorang tukang kebun. Di depan pintu
gapura, sebuah papan yang dipasang sekenanya bertuliskan jadwal
berkunjung yang dimulai dari pukul 08.00-16.00 WIB.
Vihara ini tidak
seperti vihara umumnya. Tidak ada dupa, tidak ada tempat sembahyangan.
Hanya ada patung-patung saja. Di depan pintu gapura, sudah ada dua
patung yang seolah-olah menjadi penjaga vihara. Membawa pedang dan
berwajah garang. Di tiang-tiang gapura terdapat relief ular naga
melingkar dari atas hingga kebawah. Ada juga singa dan ikan diantara
tubuh ular itu. Sedangkan pada gapura bagian atasnya dibuat beberapa
relief dewa. Dari gapura itu, kita bisa masuk ke dalam vihara yang
berbentuk benteng. Dibagian atas benteng itu ada tiga bangunan beratap
merah. Bentuk atapnya mencirikan arsitektur Cina yaitu atap lengkung
atau yang biasa disebut atap pelana sejajar gavel. Di bagian atas atap
dipasangi patung ular naga. Bangunan tengah menjadi bangunan utama,
karena bentuknya yang lebih besar dan atapnya juga bertumpuk tiga.
Pintu
masuk menuju bagian dalam vihara dibentuk menyerupai lorong. Dari pintu
masuk itu sudah terlihat beberapa patung Budha berdiri berbaris.
Semakin kedalam vihara, mata saya dibuat takjub ketika melihat hamparan
patung Budha berbeda wajah dan tampilannya. Namun semuanya sama
berkepala plontos. Ada sekitar lima ratusan patung berbaris rapi. Patung
Budha itu berdiri disetiap anak tangga. Jika dihitung kesamping, ada
sekitar 55 patung. Dan baris ke belakang masing-masing 9 patung. Ada
yang tertawa, tersenyum, melirik, membawa senjata tajam, mengendong kera
dan macam-macam lagi.
Ada rasa berbeda ketika berhadapan dengan
patung-patung itu. Seperti ditatap ratusan mata. Saya sempat merinding.
Namun tak saya hiraukan. ''Patung Budha yang baru terpasang sekitar 500
an. Masing-masing patung berbeda. Semuanya dibuat oleh pengrajin patung
di Cina. Dikirim kesini dengan kapal,'' kata Acui, penjaga vihara itu.
Kata
Acui, ada beberapa patung lagi yang belum dipasang. Terlihat dari
beberapa patung yang masih didalam kotak kayu yang ada di pelataran
vihara. Patung-patung itu berbeda dengan patung Budha. Lebih menyerupai
patung dewa-dewi. Sedangkan patung lain adalah hewan-hewan. Jumlahnya
hampir ratusan juga. ''Saya juga tak tau mengapa orang sudah menyebut
vihara 1000 patung, padahal patungnya belum 1000,''kata Acui.
Lokasi
vihara yang ada diatas bukit menjadikan suasana vihara itu terasa
lapang. Dimana mata memandang terlihat hamparan hijau hutan.
Sebuah
patung Budha berukuran besar ada pada bangunan berbeda. Letaknya disisi
kanan dari pintu masuk. Untuk menuju patung Budha itu harus keluar dari
gapura dan berjalan melewati tangga batu. Patung budha itu berwarna
kuning keemasan. Disinilah tempat beribadatan umat Budha setelah mereka
melihat-lihat ratusan patung-patung tadi. Vihara 1000 patung ini menjadi
tambahan tempat wisata religi di Tanjungpinang. Selain nyaman, unik
juga bisa jadi tempat belajar arsitektur cina. ***
Halo, salam kenal!
BalasHapusAkhir 2012 lalu saya sempat kunjung Bintan dan maksud ingin melihat vihara unik ini.
Namun apadaya, ternyata saya malah nyasar ke vihara lainnya. Padahal sudah tanya jalan ke bapak2, tapi beliau malah salah kasih arah. :(
"Leave nothing but footprints. Take nothing but pictures. Kill nothing but time"
http://makanangin-travel.blogspot.com/