Grup Musik Campur Sari 'Tersenyum'
Malam
belum begitu larut, namun jalan-jalan di Bengkong Kartini sudah sepi.
Tak satupun lagi warganya ada di luar rumah. Dari ujung jalan dekat
jurang, sayup-sayup terdengar suara musik. Suara itu makin jelas
terdengar dari balik rumah-rumah kapling yang tak beraturan arahnya itu.
Tepat diteras sebuah rumah yang tak bercat itu, lima orang pria asyik
memainkan alat musiknya. Sedangkan si wanitanya bernyanyi. Suara yang
mereka timbulkan sepertinya menjadi lagu tidur bagi warga sekitar. Tak
terlihat warga yang terjaga. Semua pintu tetap tertutup rapat.
''Beginilah
kalo mau tampil. Kami baru bisa latihan malam hari. Maklum lah, semua
kerja, baru malam gini bisa latihan,''kata Joko, pimpinan grup musik
campur sari 'Tersenyum'.
Teras rumah Joko inilah yang selalu menjadi
tempat latihan. ''Sebenarnya Paryanto, kakak sulung saya pendirinya.
Sejak pulang kampung, saya yang menggantikan,'' kata Joko.
Sejenak,
Jokopun terdiam, ia mengingat kembali ketika pertama kali grup musik ini
didirikan 14 tahun lalu. ''Dulu, di kampung di Boyolali, kami punya
grup musik. Tapi khusus nyanyikan lagu keroncong saja. Untuk mengiringi
lagu keroncong pakai Celo. Sekarang celo itu tidak dipakai lagi. Karena
menyesuaikan selera,'' kata Joko sambil menunjukkan celo yang diletakkan
diatas lemari kayu diteras rumah orangtuanya.
Dulu, kata Joko lagi,
bapaknya yang mainkan celo. Suparno, orangtua Joko ini menjadi
satu-satunya anggota grup paling tua. Usianya kini sudah 64 tahun.
''Bapak memang paling pintar memainkan alat-alat musik tradisional.
Sekarang tidak mainkan Celo lagi, bapak pegang gamelan,''kata Joko yang
merupakan anak ke 2 dari 6 bersaudara.
Hanya satu tahun saja
keroncong disukai orang-orang Batam. Joko pun menyebut SMP Harmoni,
sebagai konsumen pertama yang memanggil grup keroncongnya. Tahun kedua,
grup musik 'Tersenyum' sudah manggung dengan musik campur sari.
"Kebanyakan
job justru campur sari. Lagu yang dimainkan juga makin beragam. Selain
lagu Jawa dan keroncong, kami juga menyanyikan lagu-lagu dangdut, pop,
lagu barat, lagu padang, batak. Pokonya semua lagu daerah,''cerita pria
yang piawai memainkan bass.
Personil grup campur sari juga makin
banyak. Saat ini saja grup campur sari 'Tersenyum' terdiri dari 14
orang. ''Ada yang kerja di PT, tukang, buka warung juga ngojek. Kalau
saya jadi loper gas, ''kata pria yang istrinya menjadi TKW di Hongkong.
Setiap
kali manggung, keempat belas orang itu, kata Joko, punya tugas
masing-masing. Seperti mbah Suparno mainkan gamelan. Dirinya, pegang
bass. Agus mainkan keyboard, Amat dengan kendangnya, Tono pegang
ketipung, Heri memetik gitar, Supri mainkan gamelan kedua, Rahmat pegang
drum sedangkan vokalisnya tiga orang perempuan dan satu laki-laki,
yaitu Lestari, Agustin, Iin dan Joko Wahyono. Untuk MC di pegang
Supandi.
''Di campur sari 'Tersenyum' kami semua serba bisa. Setiap
orang bisa mainkan 3-4 alat musik. Bahkan juga bisa MC dan nyanyi.
Kondisi ini untuk antisipasi kalau teman sakit, terlambat atau kerja.
Jadi campur sari tetap bisa manggung walau personilnya tidak
lengkap,''kata Joko yang mahir main kan bass, gamelan, MC juga nyanyi.
Seperti
malam itu, formasi grup tidak lengkap, selain ada yang masih bekerja,
ada juga yang sakit. Malam itu hanya ada 5 orang yang berlatih. Lestari,
vokalis grup campur sari mencoba menyanyikan sebuah lagu Jawa Barat.
Sedangkan Agus berulang kali menekan tut keyboardnya mengikuti musik
dari ponsel. Ia berusaha mencocokan nada agar sama dengan musik yang
didownload di ponselnya.
Rahmat juga memainkan stik drumnya. Heri
serius memetik dawai gitar mencari nada yang pas. Joko menepuk-nepuk
kerincingan pada paha kanannya mengikuti musik.
Malam itu, Joko dan
teman-teman sedang mempersiapkan diri tampil di acara pernikahan. Hari
minggu, 16 September 2012 ini, Campur Sari 'Tersenyum' juga tampil di
acara halal bihalal yang digelar Paguyuban Among Warga Jawa (Punggawa)
di GOR Temenggung Abdul Jamal. ''Kami akan mengiringi artis Didi Kempot.
Mulai pukul 10.00- 17.00 WIB. Kami memang sering jadi langganan pak
Soerya Respationo. Semua acara hiburan yang beliau adakan pasti mengajak
kami,''kata Joko dengan bangga.
Joko mengaku drum yang sudah setahun
dimiliki grup campur sari 'Tersenyum' dibeli dari angpau 1000 dolar
Singapura yang diberi Soerya saat manggung di rumahnya.
''Waktu itu
kami bawakan lagu ciptaan kami yang isinya tentang beliau, pak Soerya
senang sekali, makanya beliau ngasih hadiah itu,''kata Joko yang sudah
menciptakan 8 lagu.
Joko yang ingin membuat sebuah album lagu mengaku
terkendala dana. Menurutnya lagu itu sudah siap diluncurkan ke pasaran
asalkan ada yang mendanai.
Setiap kali tampil, grup campur sari
biasa menyanyikan lagu sampai 50 jenis. ''Tak terasa sejak berdiri,
sudah ada 800 lagu yang dinyanyikan. Setiap kali manggung untuk acara
nikah kami harus memainkan musik dari pukul 13.00-01.00 WIB. Istirahat
sebentar waktu azan ashar, magrib juga Isya,'' kata Joko.
Lagu-lagu
Caping Gunung, Perahu layar juga cucok rowo jadi lagu yang paling banyak
peminatnya. ''Kami pernah membuat menangis orang karena mendengar lagu
yang kami mainkan. Waktu itu bapak tua itu minta lagu Caping gunung, tak
lama dia nangis, katanya ingat kampung halaman,""kata Joko lagi.
Kini,
campur sari 'Tersenyum' makin dikenal warga Batam. Rata-rata 2-3 kali
manggung dalam sebulan. Dengan bayaran Rp3,5 juta. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar