Jamilah Conny Fransiska
Komplek perumahan Green Land pagi itu masih sepi. Hanya satu dua orang
lalu lalang di perumahan yang ada di Batam Center ini. Semakin masuk ke
dalam perumahan, tak terlihat lagi penghuni-penghuninya.
Semuanya sepi.
Di salah satu rumah bercat hijau muda itu, Amy si pemilik rumah, sudah
siap dengan stelan celana panjang dan kaos hitam. Pakaian senam itu
dikenakan Amy, si pemilik nama lengkap Jamilah Conny Fransiska ini
karena hari itu adalah jadwal mengajar yoga di rumahnya. Wajahnya segar
tampak polos tanpa kosmetik. Di usianya yang sudah 50 tahun, Amy tetap
terlihat bugar dan cantik. Tubuhnya yang tetap terjaga di usianya yang
sudah setengah abad ini, membuat Amy, diminta mewakili Indonesia untuk
adu tanding lempar Lembing di Taipeh pada 31 Oktober mendatang. Mantan
atlit nasional cabang olahraga Sofball ini menjadi wakil dari Kepri yang
dikirim dalam kejuaraan Asia Master cabang Atletik. ''Sejak ada
Persatuan Atletik Master Indonesia, atlit yang berumur di atas 35 tahun
seperti saya bisa ikut kejuaraan,''kata Amy.
Seperti dua minggu lalu, Amy bersama Prasetyoadi, suaminya baru saja
pulang dari Johor. Keduanya mengikuti Kejuaraan Atletik Master Johor
Open. Tiga emas dari cabang olahraga lempar lembing, lempar cakram dan
tolak peluru diraih Amy. Sedangkan satu perunggu dari lari estafet 4x100
m diterima Amy bersama timnya. Suami Amy, juga tak mau kalah, ia
menyabet juara 1 lempar lembing. ''Padahal lawan suami saya itu
anak-anak Singapura umur 30 tahunan. Kalau saya lawannya tinggi-tinggi,
badannya besar-besar. Tapi alhamdulilah ternyata walau kecil, kemampuan
kita besar. Makanya kita menang,''kata Amy tertawa.
Di Batam, kata Amy, atlit-atlit berprestasi pasti banyak. ''Makanya saya
ingin ajak siapa saja, baik itu mantan atlit yang sudah berusia lanjut.
Ataupun orang tua yang suka berolahraga, agar sama-sama membentuk
organisasi khusus atlit Atletik Master,'' kata Amy bersemangat.
Amy ingin sekali organisasi ini ada di Batam. PAMI (Persatuan Atletik
Master Indonesia) cabang Batam ini nantinya akan menjadi tempat
berkumpulnya para atlit Batam. ''Mudah-mudahan dengan adanya wadah ini
bisa memotivasi yang tua-tua agar mengali potensinya lagi. Walau sudah
tua tetap bisa bermanfaat,''kata Amy yang sudah menjadi atlit sejak SMA.
Amy pun mencontohkan atlit Atletik Master di Jakarta. Katanya, ada
ratusan atlit berusia lanjut yang tergabung dalam PAMI cabang Jakarta.
Usia atlit-atlit itu ada yang mencapai 82 tahun. Amy pun menunjukkan
foto dua wanita di Blackberrynya. ''Yang ini namanya Maria Worek,
usianya 82 tahun, kalau yang duduk, namanya Tineke, usianya juga sama,
82 tahun. Dua-duanya tanding di cabang olahraga lari 100 meter dan
lompat. Mereka kuat sekali larinya, padahal kalau lihat usia rasanya
ngak mungkin. Tapi mereka bisa,''kata wanita kelahiran Manado.
Menjelang keberangkatan tanggal 31 Oktober ke Taipeh, Amy terus
berlatih. Bahkan kemarin, Amy sudah tiba di Jakarta untuk berlatih
bersama 80 atlit atletik Master dari Jakarta. ''Sebenarnya jumlahnya
ratusan, tapi yang dikirim hanya 80 orang. Mereka ini yang berprestasi
saja,''kata ibu satu putri ini.
Amy memang sangat menjaga kemampuannya di bidang olahraga atletik.
Disela-sela kesibukkannya mengajar senam, ia terus melatih diri. ''Kalau
di rumah saya lempari bola plastik kecil ini ke dinding. Ini sama
dengan berlatih tolak peluru. Kalau latihan lempar lembing, saya dan
suami ke stasion Temenggung Abdul Jamal,''kata Amy lagi.
Setiap Sabtu dan Minggu, Amy berdua dengan suami berlatih di stadion
olahraga yang ada di Mukakuning itu. Amy pun menunjukkan sebuah lembing
yang berupa sebuah kayu yang panjangnya 4 meter. Kemudian ia
memperagakan cara memainkan. ''Kelihatannya mudah, padahal tidak. Kalau
tidak tahu cara melontarkan, hasilnya lembing tidak menancap ke tanah,
tapi meluncur begitu saja,''kata Amy.
''Lapangan untuk latihan lempar lembing memang tidak ada di Batam.
Satu-satunya yang bisa dipakai hanya stadion Temenggung Abdul Jamal. Itu
saja rumputnya tinggi-tinggi. Suami saya kalau latihan di sana, warming
up nya cabut rumput. Jadi sambil membungkukkan badan, tangan ambilin
rumput,''cerita Amy sambil terkekeh.
Prasetyoadi, suami Amy yang kini berusia 54 tahun, dulunya juga seorang
atlit sofball. Kini ia bekerja sebagai HSET & Comrel Manager di
Bredero Shaw. ''Ke Taipeh kali ini, suami ngak ikut, karena lagi ada
pekerjaan di Amerika. Saya berangkat sendiri,''tutur Amy.
Karena tak ingin hanya ia dan suami saja yang berjuang untuk Indonesia
juga Kepri, ia sangat berharap organisasi PAMI ini segera terbentuk.
''KONI Kepri sangat perhatian sekali. Ia yang membiaya saya kejurnas di
Jogja. Mulai dari tiket, akomodasi, uang saku juga bonus. Bahkan saya
juga terima uang pembinaan. Makanya kalau ada organisasi ini uang
pembinaan itu bisa digunakan,''kata Amy yang sudah tidak sabaran
membentuk PAMI.
Kata Amy, kita punya kesempatan, berkiprah lagi tanpa dibatasi umur. Di
Indonesia, umur yang paling tua 82 tahun. Kalo di dunia, umur 92 masih
ada. ''Asalkan kita terus berlatih kita pasti bisa mengalahkan yang
muda. Saya saja ditanyai atlit Singapura. Kok masih kuat, mereka yang
masih umur 30 an kalah. Mereka bilang kalau saya sering. Saya pun
mengiyakan. Memang dengan sering latihan, kita jadi bisa,''kata Amy. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar