Kamis, 31 Januari 2013

Dulu Tarifnya Rp 20 ribu, Sekarang Rp 200 ribu

Eko Erwin Susanti, Penari Batam

Ponsel BlackBerry itu terus mengabadikan  tiga penari cilik  di panggung  BCS Mall.
Sambil terus merekam, sesekali Eko Erwin Susanti memberi aba-aba pada bocah cilik itu.  ''Mereka itu murid-murid saya di SD Ananda. Kalau lagi manggung seperti ini, saya wajib menemani, bahkan  yang  dandanin juga saya. Pokoknya komplit, ya ngajar, ya makeup,''kata Eko yang juga seorang penari.
Nanti malam, kata Eko, ia juga manggung di Harris Hotel Batam Center. Dua tarian sekaligus akan ditampilkan Eko bersama teman-temannya dari sanggar Tari Duta Santarina.

Keesokan harinya, Eko juga sudah ditunggu murid-murid TK Charitas di Sukajadi untuk mengajari tari. Menjelang siang, Eko sudah harus ada di Batuaji mengajari guru-guru RA se Batuaji.  Begitulah kegiatan Eko setiap harinya. Ia mengaku sangat menikmati dunia tari. ''Lebih enak menari daripada jadi buruh pete. Dulu saya  pernah jadi operator di PT Panasonic tiga tahun juga di PT Ciba Vision satu tahun,''kata gadis kelahiran Surakarta 24 tahun lalu.
Sanggar Langgeng Pertiwi, milik perusahaan perekrut tenaga kerja, Tunas karya itulah yang mengenalkan dunia menari pada Eko. ''Mas Koko nama pengajarnya. Beliau lah  yang mengajari saya menari untuk pertamakalinya. Kira-kira tahun 2007 itulah, saya mulai tampil. Awalnya di pete. Lama kelamaan diluar perusahaan,''kata Eko lagi. 
Eko makin merasa menari adalah keahliannya. Cita-citanya menjadi sekretaris tak lagi diinginkan. Ia mengaku sudah nyaman dengan pekerjaannya sebagai penari juga guru tari. Bahkan dengan menari Eko juga bisa mengunjungi daerah-daerah yang selama ini belum pernah didatangi. ''Hampir seluruh wilayah provinsi Kepri sudah saya kunjungi. Natuna, Lingga, Tanjungpinang, Tanjungbalai Karimun, juga sampai ke Singapura,''kata Eko sumringah.
2013 menjadi tahun keenam, Eko berkiprah sebagai penari. Ada seratusan tarian yang dikuasai gadis lajang. ''Mulai dari ini  tarian nusantara, modern dance juga yang kontemporer. Kalo dihitung hambir ratusan,''kata Eko yang juga ikut grup reog Pawargo.
Dari sekian banyak tarian, Eko mengaku paling menyukai tarian Melayu juga tarian dari Jawa Tengah. ''Saya kan orang jawa. Jadi mudah menjiwai. Selain itu juga gerakannya lebih mudah. Untuk satu tarian baru, bisa diingat luar kepala dengan latihan 1 hari. Tapi harus fokus,''kata Eko.
Berpenampilan cantik, terkadang harus mengenakan rok mini, baju bagian atas terbuka, pastilah tak jauh dari godaan. Diakui Eko, penonton iseng pasti ada. ''Mereka biasanya ganggu-ganggu di mulut aja. Gak sampai pakai tangan,''kata Eko lagi.
Bagi Eko, pekerjaan ini akan terus dijalani. Ia bahkan bercita-cita suatu saat punya sanggar tari khusus anak-anak.
''Nanti kalau sudah mapan, kepengen punya sanggar menari untuk anak-anak. Ada belajar baca tulis berhitung juga melukis,''harap Eko.
Kini Eko sudah mulai menyiapkan diri dengan menerima pekerjaan sebagai guru seni di beberapa sekolah.
Mulai dari Permata Harapan School Batuaji dan Batu Batam, TK Charitas Sukajadi, TK Pembina 3 Bengkong, SD Ananda, SD Yos Sudarso, Sanggar anak2 bunga Asoka Batu Aji, mengajar guru-guru RA se Batuaji. Juga ngajar nari di perusahaannya yang  lama.
''Semuanya masih bisa saya atur. Kebetulan saya hanya ngambil jam kesenian saja. Jadi saya masih bisa latihan di sanggar,   mentas, juga latihan reog,''kata anggota sanggar Tari Tradisional Duta Santarina di Legenda Malaka.
Menjadi penari, juga membuat Eko biasa bertemu banyak orang. ''Saya terkesan saja, bisa bertemu penari-penari bagus, artis, koreografer yang handal juga pejabat. Belum tentu saya bisa bertemu kalau tidak dengan menjadi penari, ''kata Eko.
Semakin sering menari, Eko mulai merasakan peningkatan pendapatan. ''Dulu saya masih dibayar Rp 20 ribu sekali tampil. Sekarang sudah Rp 200 ribu lebih pertampil. Alhamdulilah berangsur naik,''kata Arin, nama panggilan lain Eko.
Dari hasil menari, Eko mengaku sudah bisa memiliki tiga ekor sapi di kampung halaman. Ia mengaku, memilih investasi hewan ternak sekaligus untuk membantu orangtuanya yang hanya seorang petani.
Kini hampir semua acara seremoni hingga pernikahan selalu mengundang Eko dan teman-temannya yang ada  Sanggar Duta Santarina. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar