Rabu, 02 Januari 2013

Semuanya Berwajah Beda

Vihara 1000 Patung di Tanjungpinang

Mendengar di Tanjungpinang ada vihara 1000 patung, sudah membuat saya penasaran. Tadinya, sore itu juga saya ingin langsung menuju vihara yang bernama Ksitigarbha Bodhisattva, tempat 1000 patung itu berada. Untung saja, seorang teman SMA di Tanjungpinang yang juga sering berkunjung ketempat itu memberitahukan bahwa vihara yang ada di km 14 (batu 14 sebutan km) itu sudah tutup pukul 16.00 WIB.
Saya yang baru tiba dari pelabuhan Telaga Punggur, Batam dengan kapal feri Oceanna (dengan tarif Rp40 ribu/ one way) memilih pulang ke rumah orangtua saya  di perumahan Taman Harapan Indah Batu 9 Tanjungpinang. Karena dijemput, saya tidak perlu menyewa taxi. Sebenarnya dari pelabuhan Sri Bintan Pura ke batu 14 ada  taxi yang bisa dicarter  Rp60 ribuan.
Dengan taxi inilah kita bisa sampai ke Vihara Ksitigarbha Bodhisattva. Kira-kira butuh waktu 45 menit sampai ke lokasi.  Karena Vihara terletak diatas bukit, dari km 13  sudah terlihat . Posisi vihara yang dibuat tahun 2005 ini oleh Boby Jayanto, seorang pengusaha Tanjungpinang ini ada di sebelah kanan jalan raya.
Sebuah papan kecil bertuliskan vihara Ksitigarbha Bodhisattva menjadi petunjuk jalan menuju vihara tersebut.
Untuk masuk kedalam, harus melewati jalan yang mendaki namun lebar. Tapi tetap nyaman dilewati karena jalannya mulus. Jalan masuk itu sekitar 3 kilometer saja.
Gonggongan 3 ekor anjing penjaga vihara langsung menyambut kedatangan saya. Pagi itu sekitar jam 09.00 WIB, belum ada satupun pengunjung. Yang ada hanya seorang tukang kebun. Di depan pintu gapura, sebuah papan yang  dipasang sekenanya bertuliskan jadwal berkunjung yang dimulai dari pukul 08.00-16.00 WIB.
Vihara  ini tidak seperti vihara umumnya. Tidak ada dupa, tidak ada tempat sembahyangan. Hanya ada patung-patung saja. Di depan pintu gapura, sudah ada dua patung yang seolah-olah  menjadi penjaga vihara. Membawa pedang dan berwajah garang. Di tiang-tiang gapura terdapat relief ular naga melingkar dari atas hingga kebawah. Ada juga  singa dan ikan diantara tubuh ular itu. Sedangkan pada gapura bagian atasnya dibuat beberapa relief dewa.  Dari gapura itu, kita bisa masuk ke dalam vihara yang berbentuk benteng. Dibagian atas benteng itu ada tiga bangunan beratap merah. Bentuk atapnya mencirikan arsitektur Cina yaitu atap lengkung atau yang biasa disebut atap pelana sejajar gavel. Di bagian atas  atap dipasangi patung ular naga. Bangunan tengah menjadi bangunan utama, karena bentuknya yang lebih besar dan atapnya juga bertumpuk tiga.
Pintu masuk menuju bagian dalam vihara dibentuk menyerupai lorong. Dari pintu masuk itu sudah terlihat beberapa patung Budha berdiri berbaris. Semakin kedalam vihara, mata saya dibuat takjub ketika melihat hamparan patung Budha berbeda wajah dan tampilannya. Namun semuanya sama berkepala plontos. Ada sekitar lima ratusan patung berbaris rapi. Patung Budha itu berdiri disetiap anak tangga. Jika dihitung kesamping, ada sekitar 55 patung. Dan baris ke belakang masing-masing 9 patung. Ada yang tertawa, tersenyum, melirik, membawa senjata tajam, mengendong kera dan macam-macam lagi.
Ada rasa berbeda ketika berhadapan dengan patung-patung itu. Seperti ditatap ratusan mata. Saya sempat merinding. Namun tak saya hiraukan. ''Patung Budha yang baru terpasang sekitar 500 an. Masing-masing patung berbeda. Semuanya dibuat oleh pengrajin patung di Cina. Dikirim kesini dengan kapal,'' kata Acui, penjaga vihara itu.
Kata Acui, ada beberapa  patung lagi yang belum dipasang. Terlihat dari beberapa patung yang masih didalam kotak kayu yang ada di pelataran vihara. Patung-patung itu berbeda dengan patung Budha. Lebih menyerupai patung dewa-dewi. Sedangkan patung lain adalah hewan-hewan. Jumlahnya hampir ratusan juga. ''Saya juga tak tau mengapa orang sudah menyebut vihara 1000 patung, padahal patungnya belum 1000,''kata Acui.
Lokasi vihara yang ada diatas bukit menjadikan suasana vihara itu terasa lapang. Dimana mata memandang terlihat hamparan hijau hutan. 
Sebuah patung Budha berukuran besar ada pada bangunan berbeda. Letaknya disisi kanan dari pintu masuk. Untuk menuju patung Budha itu harus keluar dari gapura dan berjalan melewati tangga batu. Patung budha itu berwarna kuning keemasan. Disinilah tempat beribadatan umat Budha setelah mereka melihat-lihat ratusan patung-patung tadi. Vihara 1000 patung ini menjadi tambahan tempat wisata religi di Tanjungpinang. Selain nyaman, unik juga bisa jadi tempat belajar arsitektur cina. ***

1 komentar:

  1. Halo, salam kenal!

    Akhir 2012 lalu saya sempat kunjung Bintan dan maksud ingin melihat vihara unik ini.

    Namun apadaya, ternyata saya malah nyasar ke vihara lainnya. Padahal sudah tanya jalan ke bapak2, tapi beliau malah salah kasih arah. :(

    "Leave nothing but footprints. Take nothing but pictures. Kill nothing but time"

    http://makanangin-travel.blogspot.com/

    BalasHapus