Kamis, 11 Oktober 2012

Accounting Officer yang Nyambi Jadi Pemijat

Dibalik Kisah Rama, Pria Pemijat

Dandanannya rapi dan klimis, ia mengenakan kemeja garis-garis biru dan celana hitam. Sepatu fantovelnya pun hitam mengkilap. Sebuah tas ransel disandangkan di punggungnya. ''Kalau lihat penampilan saya seperti ini, pasti tidak ada yang  percaya kalau saya pemijat,''kata Rama membuka pembicaraannya, sore itu, Selasa (29/12) di Harbour Bay Mall.

Rama memang bekerja sebagai accounting officer (AO) di salah satu bank di Batam. Tapi ia juga merangkap sebagi pemijat. Rama memiliki keahlian memijat ala Jepang yang didapatnya dari sebuah resort di Lagoi. ''Waktu itu saya sudah tidak bekerja lagi. Saya berhenti gara-gara gaji saya 4 juta tidak dibayar. Saya tidak bisa bayar kreditan rumah. Sudah nunggak empat bulan, kartu kredit juga belum dibayar 6 juta. Coba-coba jualan minuman di DC Mall juga gagal, baru dua hari jualan, kompor meledak, saya pun dilarang jualan lagi,''kenang pria kelahiran Jakarta 27 tahun lalu.

Disaat kritis itu, Rama yang tidak punya uang sepeserpun nyaris ambil jalan pintas. Ia sudah menyiapkan sebotol racun pembasmi serangga yang siap diminum. Tapi sebelum mengakhiri hidupnya, Rama minta temannya datang. ''Dia datang saat genting, saya hanya minta rumah saya itu dibelinya. Dia lalu membujuk saya ke salah satu rumah ibadah dimana banyak sekali orang berkumpul. Disana dia justru memaksa saya masuk agamanya. Lalu dia memberikan saya uang Rp50 ribu. Dalam hati saya waktu itu, maafkan ya Allah, aku lakukan ini hanya di mulut saja, tidak untuk hatiku,''kata Rama yang seorang muslim.

Setelah kejadian itu, kata Rama, ia melihat sebuah iklan lowongan menjadi tenaga terapis di Lagoi. ''Disana saya yang tidak tahu memijat, diajari tehnik memijat ala Jepang. Selama disana, saya terus memasukkan lamaran kerja di Batam. Kenapa saya memilih berada di sana, karena selama dilatih, makan dan tempat tinggal di tanggung resort,'' cerita Rama yang tidak sempat mempraktekkan ilmunya pada pengunjung resort.

Rama pun akhirnya kembali ke Batam. Belum ada pekerjaan, membuat Rama berfikir untuk memanfaatkan ilmu memijatnya. Ia memasang iklan di salah satu media di Batam. Iklan itu, kata Rama, ia buat lain dari pada yang lain. Begini isinya '' Pijat ala Jepang yang penuh fantasi dan sensasi luar biasa''.

Pelanggan pertamanya seorang pria Tionghoa berumur 85 tahun. ''Pertama kali memijat, saya mual dan muntah. Karena tak terbiasa pegang badan orang,''kata pria keturunan Yogyakarta dan Bali ini.

Diakui Rama, pelanggannya kebanyakan wisatawan dari Jakarta. ''Kebanyakan orang Tionghoa. Pokoknya tamu dari seluruh wilayah di Indonesia pernah saya pijat. Ada juga dari Singapura dan Malaysia. Bahkan saya juga pernah memijat sampai ke Singapura. Kalau ke suruh ke Malaysia, saya tidak mau. Rata-rata setiap harinya bisa 3-4 orang pelanggan. Dulu tarif perjamnya Rp85 ribu/jam. Kalau sekarang tergantung tempatnya, di panggil ke hotel tarif sampai Rp120 ribu/jam. Tapi tarif normalnya hanya Rp95ribu/jam,''jelas Rama.

Tiba-tiba ponsel Rama berbunyi. Ternyata penelponnya seseorang yang ingin dipijat. ''Pijatnya seluruh badan. Tarifnya Rp95 ribu/jam. Umur saya 27 tahun,''kata Rama menjawab pertanyaan dari si penelpon dengan nada suara yang berat.

Setelah menutup telepon, Rama bercerita kalau si penelpon tadi mau di pijat setelah istrinya keluar rumah. Dari permintaan pelanggan seperti itu, Rama sudah sangat tahu tujuannya. Biasanya diakui Rama, pelanggan seperti itu suka dengan  hubungan sejenis. ''Saya harus profesional. Makanya saya tetap datang. Dan akan saya jelaskan ketika ketemu. Biasanya ada yang terima  tapi ada juga yang tetap memaksa dan terus merayu. Kalau sudah seperti itu saya tinggal pergi saja,''kata Rama.

Tipe-tipe penyuka hubungan sejenis (gay), biasanya kata Rama, suka bertanya detail ketika menelpon. Pertanyaan yang pernah diterima Rama seperti ukuran alat kelamin, ukuran bokong, berat badan juga tinggi badan. Berbeda dengan 'tante-tante nakal'. Mereka minta dipijat siang hari saat suami tidak ada di rumah. Mereka juga bilang kalau rumahnya sepi dan pembantu bisa tutup mulut. Bahkan tak jarang mereka mengajak saya berhubungan badan. Ada yang memancing dengan membiarkan tubuhnya bugil, ada juga yang meminta pijatannya di daerah sensitif (dirangsang),''kata Rama yang mengaku tidak pernah terangsang dengan pancingan-pancingan itu.

''Saya sudah sangat berdosa berdua saja didalam kamar. Cukup satu dosa itu saja, saya tidak mau menambahnya. Saya jadi tukang pijat karena saya punya ilmu bukan cari sesuatu yang enak,''tutur pria yang masih melajang ini.

Rama pun mengaku kadang tidak bisa menolak permintaan pelanggan. Seperti yang pernah dialaminya ketika sepasang suami istri minta Rama melihat mereka berhubungan suami istri. ''Bagi mereka itu biasa, karena mereka sering jalan-jalan ke Thailand. Hubungan suami istri ditonton seperti itu sudah biasa di Thailand,''kata Rama.

Ada juga yang minta istrinya digauli, dan suaminya menonton. ''Saya tidak mau melakukan itu. Saya cukup menuruti kemauannya untuk merangsang istrinya saja dengan memijat di daerah-daerah sensitifnya,''cerita Rama tanpa sungkan.

Terkadang kata Rama, ia juga mengantisipasi diri dengan memakai celana berlapis. Tujuannyanya agar sulit dilepas. ''Waktu itu karena dipaksa, saya buka juga, tapi saya masih pakai celana renang dan celana dalam. Untungnya pelanggan saya itu mau juga,''kenang Rama sambil tertawa.

Dengan memijat, Rama mengaku punya penghasilan Rp3juta perbulan, sebanding dengan penghasilanya sebagai accounting officer di bank. ''Saya tidak ingin pengalaman buruk yang dulu itu terulang lagi. Saya harus memiliki pekerjaan dengan jaminan hari tua. Seperti sekarang, saya sudah punya Jamsostek. Makanya saya bisa menyewa kamar di rusun. Dan memijat adalah pekerjaan sampingan yang menyokong kebutuhan saya. Kini saya lebih banyak menabung. Saya tidak ingin jatuh seperti dulu. Harta saya sekarang yang tersisa hanya sepeda motor, rumah yang kemarin itu sudah disita bank. Saya ingin serius dengan pekerjaaan ini,''kata Rama yang sangat bangga dengan pekerjaannya sekarang.

Walau Rama harus membagi waktunya untuk dua pekerjaannya itu. Pagi hingga sore, Rama berkutat dengan pekerjaannya. Sore hingga dini hari, Rama menerima panggilan memijat. ''Kadang sampai jam 5 pagi. Biasanya setelah dipijat mereka minta ditemani ngobrol. Bahkan ada yang minta ditemani tidur di hotel. Baru-baru ini saya tidur di hotel sampai tiga bulan. Dia seorang tamu laki-laki dari Jakarta. Karena tempat tidurnya dua, saya mau saja. Kalau tidurnya satu tempat tidur saya tidak mau,''kata Rama yang mengaku apa yang dilakukannya itu adalah bagian dari servicenya.

Dari pendekatan yang baik pada pelanggannya itulah, Rama direkomendasikan oleh seorang pelanggannya bekerja ditempatnya sekarang. ''Saya bersyukur, dengan keramahan yang saya tawarkan juga  berusaha menjadi teman ngobrol yang baik. Saya banyak disukai pelanggan. Bahkan pekerjaan saya di bank berkat memijat. Pelanggan saya juga ada yang sudah 3 tahun. Dia selalu cari saya kalau datang dari Jakarta. Dia seorang wanita yang cantik,''kata  Rama lagi.

Walau diakui Rama, dia tidak sampai terjebak pada hubungan dengan sejenis. Namun Rama tidak menampik kalau ia mempunyai hubungan khusus dengan seorang pria. ''Teman saya itu sepertinya waktu kecil kehilangan figur ayah. Dia maunya dimanja-manja dengan teman sejenis. Dan saya menanggapinya. Yah..saya anggap hubungan saya dengan dia itu antara bapak dan anak. Dia suka diperhatikan, didengar curhatan hatinya,''kata Rama yang tidak mau hubungannya mengarah pada hubungan seksual.

Selama menjadi tukang pijat, Rama pun dekat dengan dunia malam. Tapi saya sudah berjanji kalau saya tidak mau terjerumus. ''Saya selalu berprinsip bahwa saya orang berpendidikan. Jangan sampai terjebak dan masuk ke dunia hitam. Padahal banyak hal yang bisa mengantarkan saya masuk kedalamnya. Dulu ditempat kos yang lama, saya tinggal bersama-sama dengan PSK. Saya selalu disuguhkan pemandangan yang tak pantas. Wanita-wanita PSK itu ada yang suka bugil berjalan dari kamar mandi ke kamarnya. Kalau mau jadi penjahat saya bisa melakukan memperkosanya. Ada juga yang melakukan hubungan seks dengan pintu dibiarkan terbuka. Pokoknya banyak lah yang memancing saya untuk melakukan perbuatan yang dosa,''kenang Rama. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar