Kamis, 11 Oktober 2012

Ada Istri Pelaut, Pekerja Pete juga Supir

Dr. Desrina, Tanggani Penyakit Infeksi Menular Seksual

Keinginannya agar penyakit kelamin menular ini tidak menyebar. Namun berbagai kendala membuatnya hanya bisa membantu mengobati.

 Ruang klinik Infeksi Menular Seksual (IMS) yang terletak di gedung sebelah kanan Puskesmas Lubuk Baja Tanjunguma tampak lenggang. Hari itu, Kamis (16/2), belum ada satupun pasien yang datang. Disaat tidak ada pasien seperti itu, Desrina, justru sibuk melayani pasien-pasien di poli penyakit umum yang ada di gedung sebelah.

Sudah setahun ini, tugas Desrina memang bertambah. Ia harus bolak-bolak dari klinik umum ke klinik IMS. Tugasnya menanggani penderita penyakit kelamin di Batam, khususnya dikawasan Lubuk Baja. Apa saja penyakit kelamin itu, contohnya seperti GO (gonore) atau kencing nanah, sifilis atau raja singa, herpes kelamin, klamedia, jengger ayam atau kutilkelamin, Hepatitis B dan C juga HIV.

Selain menerima pasien di puskesmas, Desrina juga mendatangi lokalisasi Teluk Bakau sebulan sekali untuk memeriksa penghuni lokalisasi dan mengambil sekret vagina. Pertiga bulan, Desrina datang lagi bersama timnya yang terdiri dari bidan, petugas laboratorium untuk melakukan tes HIV pada pekerja seks komersial ditempat itu. Dan enam bulan sekali, Desrina datang untuk memeriksa kemungkinan PSK terjangkit spilis atau raja singa.

''Pertama kali kita kesana, banyak sekali yang tidak mau diperiksa. Mereka mengira dijadikan obyek percobaan. Selain itu mereka juga beralasan sudah periksa ke dokter lain. Ada juga yang mengaku sudah minum antibiotik. Jadi tidak perlu diperiksa lagi,''kata Desrina, yang pernah bertugas di puskesmas Sei Lekop, Sagulung sejak tahun 2009.

Padahal, kata Desrina, hasil pemeriksaan kami lebih akurat. Karena kami datang dengan petugas dan peralatan laboratorium. ''Kami perlu beberapa waktu untuk memberi pemahaman itu,''kata alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Ubaiturrahma, Padang,2003.

Jika di lokalisasi, banyak sekali penolakan, justru di klinik IMS pasien berdatangan. ''Saya tidak tahu pasien itu datangnya dari mana saja. Tapi mereka sudah tahu disini ada klinik untuk penyakit kelamin. Mereka juga tak sungkan. Kalau datang, mereka cuma bilang 'biasa sakit laki-laki',''kata wanita kelahiran Padang tiga puluh enam tahun lalu.

Para pria yang datang juga dari berbagai profesi, mulai dari pekerja pete, hingga supir. Kalau yang perempuan, ada yang dibawa LSM, biasanya PSK. Sedangkan gay, datang dengan komunitasnya. Ada juga ibu-ibu, mereka adalah istri pelaut. Mereka peduli dengan kesehatannya. ''Saya perlu jaga kesehatan. Maklum saja dokter, suami saya pelaut. Kami jarang kumpul. Selama berbulan-bulan berlayar, kan banyak kemungkinan, makanya saya jaga-jaga,''cerita Desrina.

Klinik IMS yang sudah berdiri sejak tahun 2006 ini, awalnya banyak sekali dikunjungi pasien penyakit kelamin. Rata-rata 80-100 orang pasien datang ke klinik IMS ini. ''Kalau sekarang jumlah pasien yang datang antara 1-2 orang perharinya. Jadi totalnya sekitar 20-30 orang pasien. Tapi kalau mobile, saya mendatangi mereka, bisa mencapai 70-80 orang setiap bulannya,''kata Desrina yang juga selalu menjadi tempat curhat para pasiennya.

Klinik IMS di puskesmas lubuk baja ini adalah satu dari 4 klinik IMS yang ada di Batam. Yang aktif saat ini baru dua, yaitu klinik IMS di puskesmas Lubuk Baja dan Puskesmas yang ada di lokalisasi Teluk Pandan atau yang biasa disebut Sintai. Sedangkan dua klinik lagi baru saja diresmikan.

Pada awal mengurusi pasien-pasien dengan penyakit kelamin menular ini, Desrina sempat kaget. Jumlah penyakit kelamin menular cukup banyak. Itulah yang membuat Desrina miris dan dilema. Disatu sisi, ia harus mengajak PSK itu meninggalkan pekerjaan yang beresiko terkena penyakit kelamin menular. Namun ternyata pasiennya sangat butuh pekerjaan itu. Mereka itu menjadi tumpuan keluarga di kampungnya. Mereka kebanyakan dari keluarga tidak mampu.

Karena itu, Desrina tidak menyinggung-nyinggung soal pekerjaan ketika berhadapan dengan pasien PSK. ''Saya tidak memposisikan diri saya sebagai dokter, melainkan teman. Makanya baik itu PSK maupun gay, mau terbuka, bicara masalahnya. Dari sinilah, saya memasukkan nasehat untuk hidup sehat. Biasanya, saya beri saran untuk memakai alat kontarsepsi,''kata istri dari Usvim Varadila, presenter Batam TV.

Sebenarnya, kata Desrina, para PSK ini sangat mau terhindar dari penyakit kelamin, namun seringkali pelanggannya yang tidak bisa diajak kerjasama. ''Awal-awal mereka mau, tapi ditengah jalan justru dilepas. Mau-tidak mau, permintaan mereka dituruti demi mendapat bayaran,''kata Desrina mengulang keluhan PSK yang menjadi pasiennya.

Saran yang sama juga dilakukan Desrina pada gay, pria-pria berprilaku menyimpang. ''Saya bilang kalau mereka boleh saja berhubungan, tapi pakai kondom. Namun bukan berarti 100 persen aman dari HIV. Jadi saya tidak pernah menyinggung ataupun menyalahahkan penyimpangan yang mereka lakukan. Padahal kalau dilihat penampilan mereka yang gagah dan ganteng, sayang sekali jika terkena penyakit kelamin menular.

Pasien-pasien pria yang pernah ditanggani Desrina umumnya terkena kencing nanah atau GO. Mereka biasanya datang dengan keluhan keluar nanah dari lubang kencing atau dubur. Ada juga yang datang dengan kondisi bercak-bercak kemerahan pada seluruh tubuh dan ada luka lecet dikemaluan. Pasien ini sudah terkena sifilis atau raja singa. Ada juga yang terkena herpes kelamin. Biasanya ada bintil berkelompok, timbul rasa panas, gatal, demam, nyeri otot,lesu. Penyakit ini bersifat kambuhan, dan tidak bisa disembuhkan. Ada juga yang terkena jengger ayam atau kutil kelamin. Cirinya, ada kutil(seperti kembang kol) di alat kelamin.

Pasien perempuan terbanyak yang ditanggani Desrina. Dari data tahun 2011, sekitar 356 pasien perempuan berobat di klinik IMS. Disusul pria yang jumlahnya hanya sekitar 52 orang saja. Dari keselurahan yang ditanggani Desrina, pasien-pasien perempuan mengalami Servisitis (radang pada servik uteri) jumlahnya mencapai 211 kasus di tahun 2011 lalu. Disusul Klamedia, yaitu adanya keputihan dan muncul berak darah setelah senggama dan nyeri perut bagian bawah. Jumlahnya mencapai 134 pasien. Kencing nanah dengan jumlah 122 pasien perempuan dan laki-laki. Menyusul raja singa sekitar 29 kasus dan lain-lain (seperti herpes, jengger ayam) jumlahnya sekitar 28 kasus.

Menurut Desrina, seseorang yang menderita penyakit menular seksual seperti sifilis, herpes, kencing nanah, dsb.) akan lebih mudah menerima dan menularkan HIV kepada orang lain yang berhubungan seksual dengannya. HIV adalah virus yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. ''Karena itu saya selalu menyarankan pasien-pasien yang datang ke klinik IMS untuk menghindari seks tidak aman (tidak menggunakan kondom), setia pada pasangan (bila tidak menggunakan kondom), menghindari narkoba suntik,''kata ibu satu putra berusia 17 bulan ini.

Desrina juga menjelaskan pada pasien yang sudah terinfeksi virus HIV/AIDS agar menghindari seks tanpa kondom, tidak menggunakan alat suntik/tato,tindik secara bergantian (tidak steril), tranfusi darahnya, juga mengakibatkan janin pada ibu hamil ikut terinfeksi HIV.

***

Selasa (21/2) kemarin, Desrina baru saja mendatangi PSK di lokalisasi Teluk Bakau. ''Saya ambil sekret vagina mereka. Dari hasil pemeriksaan labor, banyak yang terkena klamidia. Dan hari Kamis kemarin (24/2), obatnya sudah saya antarkan lagi,''kata Desrina.

Klamidia adalah satu dari penyakit kelamin yang menular. Biasanya muncul 7-21 hari setelah terpapar. Cirinya adalah keluar cairan berwarna putih bening pada pria dan keputihan pada wanita. Bahayanya bisa menyebabkan kemandulan dan bayi lahir prematur juga radang saluran kencing.

Sebenarnya kata, Desrina ia punya rencana untuk mendatangi bar-bar yang ada di kota Batam. Namun kendalanya, ia harus mengajukan izin pada pemilik bar. ''Mungkin dalam waktu dekat ini, kami mulai jalan ke bar-bar. Mudah-mudahan kami segera dapat memperkecil atau mengurangi jumlah penyakit kelamin menular ini. Tapi alhamdulilah, sejak rutin turun ke lokalisasi, jumlah penderita penyakit kelamin menurun,''kata wanita berkerudung ini.

Dua minggu lalu, Desrina juga baru saja mengikuti pelatihan Gay Waria Lelaki Seks Lelaki (GWL) di Jakarta. Dari pelatihan itu, Desrina mendapat tambahan ilmu baru dalam menanggani pasien di klinik Infeksi Menular Seksual. Khususnya ketika menanggani gay dan waria. Dalam pelatihan selama satu minggu itu, lebih diajarkan cara berkomunikasi dengan gay dan waria juga dijelaskan jenis-jenis penyakit menular yang ditimbulkan dari hubungan sesama jenis ini. ''Mereka umumnya tertutup. Makanya kami dianjurkan untuk melakukan pendekatan sebagai teman,'' kata Desrina.

Desrina sangat berharap, siapapun yang memiliki ciri-ciri penyakit kelamin menular jangan ragu-ragu untuk datang memeriksakan diri. Dengan biaya terjangkau dan hasil pemeriksaan yang lebih lengkap plus obat-obatan. ***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar