Kamis, 11 Oktober 2012

Motif Batik Batam Bukan Hanya Gonggong


Ternyata Batik Batam bukan saja bermotif gonggong, ada banyak biota laut yang turut dirangkai di dalamnya. Inilah yang membedakan batik Batam dengan batik yang lainnya.
Selembar kain berwarna biru muda itu tersampir diatas kayu. Didepannya duduk seorang pria dengan canting di tangannya. Ia lalu mendekatkan canting berisi lilin panas ke mulutnya. Ujung canting itu kemudian ditiupnya. Setelah itu ia menggambar beberapa bulatan kecil di atas kain itu. ''Bulatan-bulatan ini namanya isian. Membuat isian itu paling mudah. Makanya saya selalu minta bantuan anak, istri atau tetangga untuk meneruskan,''kata Yuspiq pencipta motif Batik Batam, Senin (12/12) di pusat kerajinan dan workshop milik Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) kota Batam yang ada di basemant gedung Lembaga Adat Melayu, Batam Center.

Kain biru itu adalah batik Batam hasil karya Yuspiq paling terbaru. Kali ini Yuspiq ingin memadukan batik cap dan tulis. Yuspiq memilih motif cangkang gonggong yang sudah dibelah membujur. Kemudian ia kombinasikan dengan gonggong utuh. Pada tepian kain, Yuspiq membingkainya dengan motif rumput laut juga terumpu karang. Sisa-sisa ruang antara rumput laut dan terumpu karang itulah, yang kemudian diisi Yuspiq dengan bulatan-bulatan berbagai ukuran.

Tiga motif ini adalah kreasi terbaru Yuspiq. Bahkan kata Yuspiq, ia sudah membuat motif baru lagi dari cangkang gonggong yang dibelah melintang. Sebelumnya Yuspiq sudah menciptakan 10 motif yang sudah didaftarkan ke Dirjen HAKI (hak atas kekayaan intelektual). Kini sepuluh motif batik itu menjadi sepenuhnya milik Pemerintah Kota Batam pada 28 November 2008 lalu.

Sepuluh motif batik Batam karya Yuspiq itu diantaranya Siput Gonggong Bunga Semayang. Motif ini berbentuk bunga hasil penggabungan tiga buah gonggong. Ada juga motif Siput Gonggong Kuntum Berendam, bentuknya juga menyerupai bunga yang merupakan kombinasi antara gonggong dan ganggang. Ada juga motif Bunga Sakat Mayang Terurai, yang memang benar-benar diambil dari bentuk bunga sakat yang biasa tumbuh di tepi laut. Lalu motif Perio Kere Sulor Berkait, yang diambil dari bunga hutan bernama perio kere (seperti kantong semar). Motif Kasih bersambut diambil dari bunga tanjung yang juga ada di hutan. Motif Awan Larat, yang mengambil nuansa ukiran melayu yang dibentuk menyerupai bunga. Motif bunga Sakat Dara Merajok, yang juga diambil dari bentuk bunga sakat. Motif lain lagi yaitu Rajung Bersusun, bentuknya benar-benar dari dari hewan laut yang bernama rajungan. Kemudian motif Bunga Kundur Awan Menjulang, yang diambil dari bentuk bunga tanaman kundur. Yang terakhir adalah motif bunga hutan. Motif ini adalah bunga hutan yang disusun berjuntai ke bawah.

Untuk warna, Yuspiq juga mulai memilih warna-wara soft. ''Batik Batam memang identik dengan warna-warna terang seperti kuning, merah, biru juga hijau. Tapi sekarang saya mencoba menambahkan dengan warna-warna soft,''kata Yuspiq lagi.

Batik-batik karya Yuspiq di pusat kerajinan dan workshop milik Dekranasda ini sebagian telah menjadi baju-baju yang dipakai kepala-kepala daerah Kepri. Seperti batik Cogan yang dipakai Gubernur Kepri, HM.Sani pada saat malam pengumuman Lomba Desainer Batik Kepri. Batik Cogan itu adalah regalia kerajaan Lingga. Motifnya seperti daun sirih padahal bentuk itu adalah tombak yang terbuat dari emas dan perak peninggalan kerajaan Lingga.

Ada juga batik bermotif gonggong warna hijau yang dipakai Walikota Batam dan istri pada baliho besar yang ada dijalan-jalan Batam. Kemudian baju batik karya Yuspiq ini juga sudah diperkenalkan model-model Silhouette Batam ke Singapura dan Malaysia.

Seperti baru-baru ini dalam peragaan busana oleh 18 model Silhouette Batam di acara Fashion show Pembukaan Pemilihan "Mrs.Singapore International World Pageant 2011-2012" di Auditoroum DBS Building Singapore. Kemudian dikenakan oleh Jeni Marliza yang mendapat penghargaan Miss Most Promissing Female Model South East Asia International World Pageant 2011-2012. Dan juga dikenakan oleh Wilcoryna, penerima Penghargaan Best Merit Award kategori The Best Catwalk Miss South East Asia International World Pageant 2011-2012. Acara tersebut di gelar di Hard Rock hotel dan berbagai Resorts di Penang Malaysia tgl 3,4,5,6,7,8,9,10 Agustus  20011.

Batik karya Yuspiq dan Indra ini juga dipakai model-model Silhouette Batam pada saat acara " South East Asia Teen & Children Beauty & Friendship Festival 2011-2012" di Bukit Timah Plaza Singapore ,tgl 2,3,4 Desember 2011.

Lagi-lagi, batik Batam di kenalkan Silvi bersama model-modelnya pada Fashion show Batik Batam dan Adi busana kebaya dengan kain batik Batam tanggal 2 & 3 Juni 2011 di Takashimaya Singapore dengan tema Enchanting Indonesia. Seluruh kegiatan tersebut, kata Silvi, pemilik Yayasan Silhouette Batam, atas swadaya dan swadana dari Yayasan Silhouette Batam sendiri. ''Belum pernah sekalipun ada supporting dari Pemerintah Kota Batam. Sedangkan acara  Enchanting Indonesia dikirim dari Pemprov Kepri,''kata Silvi.

Sulitnya Cari Pengrajin

Diakui Yuspiq, membuat batik memang tak terlalu diminati. ''Mungkin karena penghargaan juga kurang. Saya saja selama menjadi pengrajin batik, beberapakali menang lomba, hanya pernah dikasih uang sagu hati Rp1,8juta. Yang lain, batik karya saya diambil panitia. Makanya, saya tidak berminat ikut lomba lagi, apalagi kalau panitianya tidak jelas,''kata Yuspiq yang pernah meraih juara II lomba Desain Batik Kepri (dengan Karyanya batik Selayang Pandang bermotif jembatan barelang)

Selain itu membatik butuh waktu sampai berminggu-minggu. ''Saya saja butuh waktu satu sampai dua minggu untuk menyelesaikan satu batik tulis ini. Batik tulis termudah yang pernah dibuat Yuspiq adalah batik bergambar jembatan barelang. Batik berwarna merah muda itu kini sudah menjadi kemeja yang saat itu dipakai Yuspiq. ''Kalau yang sulit, bisa sampai satu tahun baru selesai. Biasanya banyak detailnya. Makanya kurang ada peminatnya. Penghasilan yang didapat tidak sebanding dengan pekerjaannya,''kata pria lulusan STM Jurusan Listrik.

Di ruang itu, Yuspiq tak bekerja sendirian. Ia bersama Indra, pembatik yang didatangkan dari Pekalongan. Indra lebih difokuskan pada pembuatan batik cap. Rata-rata sehari, Indra bisa membuat 20 helai batik. ''Batik cap lebih mudah. Karena tidak perlu menggambar satu-persatu. Cukup meletakkan cetakan tembaga diatas kain. Cetakan bergambar itu sebelumnya sudah direndam dalam lilin panas. Kami pesan cetakan itu di Yogya, tapi gambarnya dari sini,,''kata Indra yang baru setahun ini menjadi pembatik di pusat kerajinan dan workshop milik Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) kota Batam. ***



Pekerja Galangan Kapal Yang Pilih Membatik

Namanya Yuspiq. Dia orang Medan yang suka membatik. Pada awalnya Yuspiq juga memilih bekerja di galangan kapal. Karena ijazahnya STM dan penghasilan yang ditawarkan juga menggiurkan. Karena itu, Yuspiq sempat bekerja 10 tahun di galangan kapal di Batam.

Karena panggilan jiwa juga, Yuspiq kemudian memilih berkecimpung di dunia seni. Yuspiq membuat mesin bubut kayu untuk membuat suvenir. Berbagai benda-benda kerajaan Melayu yang terbuat dari besi kami buat dengan kayu. Bahkan Pemkab Lingga, kata Yuspiq pernah memesan gasing 50 set. Dari pembuatan suvenir ini juga terbentuk Anak Kampung, yaitu kumpulan anak-anak yang membuat suvenir.

Yuspiqpun kemudian mendapat kesempatan ikut pelatihan suvenir di Bandung. ''Disinilah saya melihat seorang nenek tua yang asyik membatik. Saya tertarik dan minta diajari. Dua hari juga saya belajar batik,''kata Yuspiq.

Sejak tahu membatik, Yuspiq mulai membuat motif-motif batik. ''Saya pede saja ketika membuat gambar. Selain itu hasil karya itu saya coba ikutkan lomba. Hasilnya saya juara II. Ia kemudian diikutkan pelatihan batik di Pekalongan,''kata pemilik usaha suvenir dan batik Astaka Kriya di kawasan Tiban Kampung RT 1 RW 3 Sekupang.

Sepulang dari pelatihan, Yuspiq yang tadinya ditugaskan melatih di Tanjungpinang memilih mengundurkan diri. Ia memilih berkiprah di Batam. Yuspiq mulai mencari-cari motif yang bercirikan Batam. ''Saya terinspirasi laut. Sepertinya biota laut bagus untuk jadi motif batik. Sejak itu saya rajin jalan-jalan ke pantai. Juga sering koordinasi dengan penyelam. Mereka punya foto-foto tumbuhan di dasar laut. Ditambah lagi, ide bunga gonggong buatan bu Nyat Kadir. Makan kemudian terciptalah 10 motif batik batam itu,''tutur Yuspiq. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar