Kamis, 11 Oktober 2012

Diundang ke Jakarta, Jadi Tamu Kick Andy Show

Indah Riyanti, Mahasiswa Pengojek

Awan gelap menggantung di daerah Gesek, km 20 Kabupaten Bintan. Membuat cuaca menjadi sangat teduh. Memang akhirnya suasana yang tidak panas itu berubah seketika menjadi hujan. Walau hanya rintik- rintik, cukup membuat mantel yang dipakai Indah Riyanti, mahasiswi Umrah ini basah. 


Indah yang baru saja dari rumahnya di km 20 dekat simpang Tirta Madu datang mengendarai sepeda motor Supra X 125D berwarna merah menuju halte di depan SMP 17 batu 22, Bintan. Di halte itu, Indah tak memarkir sepeda motor , yang digunakan untuk ngojek itu. Ia tetap duduk diatas sepeda motor menunggu anak SMP kelas 1,2 dan 3 pulang sekolah. Saat itu jam menunjukkan pukul 13.30 WIB. Biasanya anak-anak sudah pulang, tapi hari ini belum ada tanda-tanda bel berbunyi. ''Tadi kami tidak upacara, makanya hari ini pulang jam 14.30 WIB, ''kata 4 orangsiswi yang sedari tadi duduk di halte ketika ditanya Indah.

Asyik ngobrol, Sutiyah (45), ibunya datang mendekati Indah dengan sepeda motornya. Ia lalu mengajak Indah berteduh ke rumah yang ada diseberang SMP 17, menunggu anak-anak pulang.

Saat itu, hujan makin lebat. Kilat dan guntur saling bersahutan. Indah, mahasiswa FKIP jurusan Bahasa Indonesia ini berkali-kali membalikkan badannya menghadap tembok rumah ketika kilat muncul.''Astafirullahalazim,''begitu gadis 21 tahun ini.

Berdua dengan ibunya, Indah menunggui anak-anak yang menjadi langganan ojeknya keluar sekolah. Tepat pukul 14.00, bel sekolah akhirnya berbunyi. Indah dan ibunya bergegas kembali ke motor dan dan menuju pintu masuk SMP 17. Melihat Indah datang, dua orang siswa laki-laki langsung naik motor. Mereka berlindung didalam mantel yang dikenakan Indah.

Indah langsung memacu motornya membawa dua langganannya ini hingga depan rumah di Gesek km 22. Tak sampai 10 menit, Indah sudah muncul lagi di depan SMP 17. Tanpa dikomando, seorang siswi langsung duduk diboncengan. Demikian juga dengan ibunya membawa dua orang anak dibonceng dibelakang. ''Kalau bawa anak SD bisa sekaligus tiga anak, tapi kalau SMP hanya dua saja. Anak-anak ini kebanyak tinggal bertetangga dengan kami. Disekitaran km 20 itu,''kata gadis berperawakan tinggi besar ini.

Sudah tiga tahun ini Indah ngojek. Awalnya, ia melihat kerepotan yang dialami ibunya. Sebenarnya ibunya sudah sangat lama menjadi tukang ojek. Lima belas tahun sejak indah kelas 1 SD, ibunya sudah menjadi pengantar jemput anak sekolah. ''Saya sekalian antar jemput indah dan kakaknya, sekolah,''tutur wanita kelahiran Gesek.

Selain itu, kata Indah ia juga butuh biaya kuliah. Sejak Suyono (51), ayahnya tidak lagi mengoperasikan alat-alat berat, gaji yang diterima bapaknya hanya Rp1,5 juta perbulan. ''Bapak sekarang hanya makan gaji buta. Makanya saya harus bantu mamak cari uang tambahan. Kalau saya ikut ngojek, pasti makin banyak yang diantar dan banyak juga hasilnya. Rata-rata kami bisa dapat Rp2juta setiap bulannya,''kata gadis yang bercita-cita menjadi guru.

Kini, sejak Indah ngojek, 37 anak menjadi langganan Indah dan ibunya. Tujuh belas diantaranya siswa SMP dan 20 orang lainnya siswa SD. ''Pekerjaan ini halal, kenapa harus malu. Sering juga saya ketemu teman-teman waktu lagi ngojek. Ngak apa-apa kok. Tak perlu ada yang ditutup-tutupi,'' begitu kata Indah ketika ditanya tentang pekerjaannya ini.

Ditempat kami, sudah biasa dihina. ''Katanya untuk apa anak kampung sekolah tinggi. Toh, nanti juga nyangkul. Itu hinaan untuk anak laki-laki saya. Alhamdullilah dia sekarang sudah dapat pekerjaan yang bagus. Nah, kalau Indah, katanya anak perempuan tidak usahlah disekolahkan tinggi-tinggi. Nanti juga ikut suami, ngurus rumah,''kata Indah yang dijuga ditanggapi ibunya.

Bagi Sutiyah, ia rela kulit dan muka jadi hitam karena kepanasan, demi anak-anaknya bisa sekolah lebih baik dari dirinya. Karena ia mengaku merasakan sendiri, hanya bisa sekolah SD, itupun tidak tamat, karena orangtua tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya. Makanya, kata Sutiyah, ia bertekad terus menyekolahkan anak-anaknya setinggi-tingginya. ***

Hari masih pagi, Indah sudah terbangun dari tidurnya. Setelah sholat Subuh, Indah masih menyempatkan membantu membersihkan rumah. Setelah beres, Indah bergegas mandi dan siap-siap berangkat ngojek. Setiap harinya Indah, mulai bekerja pukul 06.45 WIB, Ia harus mengantar beberapa anak kelas 1,2,3,4,5 dan 6 SD Toapaya juga anak-anak kelas 1,2 dan 3 SMP 17. Pukul 09.30 WIB, Indah kembali mengantar anak kelas 3 SD.
Pukul 10.00 WIB, Indah ke sekolah lagi, menjemput siswa ke 1 dan 2 SD dan mengantar pulang ke rumahnya masing-masing. Pukul 12.00 WIB, Indah menjemput siswa kelas 3,4 dan 5 SD. Menjelang pukul 13.30, Indah sudah harus ada di SMP 17 Bintan mengantar pulang siswa SMP kelas 1,2 dan 3. ''Kira-kira pukul 2 siang, semuanya sudah diantar pulang. Dan saya punya waktu istirahat 1 jam. Karena pukul 3 sudah harus berangkat kuliah ke kampus Umrah di Senggarang km ,''kata Intan yang mendapat beasiswa unggulan dari Kemendiknas.

Indah sudah ngojek sejak SMA. ''Waktu itu saya masih sekolah di SMA 4 Tanjungpinang. Kebetulan anak-anak sekolah yang diantar sore hari. Jadi saya masih bisa sekolah dulu,''tutur Indah.

Kerja keras Indah itupun terdengar pihak trans TV, dan Indah dihadirkan sebagai bintang tamu di program talkshow  Kick Andy yang ditayangkan Rabu, 28 Maret lalu. Indah yang saat itu didampingi bapaknya, mengaku grogi. ''Waktu diwawancara Andy F. Noya, saya ngak tau mau ngomong apa. Makanya bicaranya kacau. Di acara itu juga saya dapat beasiswa unggulan untuk S1, diberikan Kemendiknas. Katanya juga, jika saya mau lanjutkan S2, akan diusahakan dapat beasiswa lagi,''kata Indah sumringah.

Ibunya yang ada didekat Indah, mengaku senang, dan tidak bisa mendampingi Indah ke Jakarta, karena tidak mungkin meninggalkan anak-anak sekolah yang menjadi tanggungjawabnya. ''Mereka itu sudah seperti anak-anak saya sendiri. Waktu Indah ke Jakarta, saya sampai sewa ojek lagi khusus untuk gantikan Indah. Saya carikan orang yang kenal dan dipercaya,''kata Sutiyah.

Tak hanya Sutiyah, Indah pun menganggap anak-anak yang diantarnya itu seperti adik-adiknya. Disaku celananya terselip uang Rp4000. Uang itu, kata Indah, untuk persiapan kalau ada yang kehausan dan minta dibelikan minuman. ''Ada yang tidak dikasih uang saku dengan orangtuanya. Makanya saya siap sedia uang, kalau mereka  tiba-tiba minta dibelikan minum,''kata Indah lagi.

Indah dan ibunya, juga tidak pernah membiasakan anak-anak yang dijemputnya itu menyebrang jalan. Indah dan ibunya  selalu siap di depan pintu gerbang menunggu anak-anak. Pernah suatu kali, kata Indah, ia disenggol mobil dari belakang. ''Untung saja kami tak jatuh. Karena waktu itu saya bisa jaga keseimbangan. Kalau ban motor pecah atau mogok, sudah sering. Biasanya saya telepon mamak, minta tolong dijemput. Kalau mamak pernah jatuh, karena jalan menuju rumah anak-anak itu banyak yang masih jalan setapak dan licin kalau musim hujan,''kata Indah sambil tertawa.

Indah juga pernah dibuat panik, ketika dua anak SD yang sudah diantar ke sekolah, tiba-tiba dikabarkan diculik. ''Penculik itu masuk kedalam sekolah, dia rayu anak-anak itu akan dibelikan buku. Makanya mereka mau dibonceng motor. Tapi akhirnya anak-anak ini dikembalikan ke sekolah, setelah anak-anak ini memukul punggung si penculik. Saya waktu diberitahu orangtua si anak langsung ke sekolah. Tiba disana, anak-anak itu sudah ada,''cerita Indah.

Ketika ditanya, sampai kapan ia akan melakoni pekerjaan ini. Indah tersenyum malu. ''Kalau Indah sudah bekerja, saya juga tidak akan ngoyoh lagi ngojek. Semampu saya saja. Karena tidak ada lagi beban untuk biaya kuliah. Yang sulung, sudah lulus jadi sarjana, sekarang kerja kantor PU Provinsi. Toh saya masih punya kebun,'' sahut Sutiyah.

Selain itu, kata Sutiyah, ia juga sudah punya 3 sepeda motor yang bisa digunakan untuk sehari-hari. ''Dua sepeda motor itu saya beli dari hasil ngojek. Kami beli tunai, dua belas juta dan tiga belas juta. Caranya, saya nitip uang di koperasi. Dari uang yang sedikit demi sedikit itulah, akhirnya terkumpul, dan saya bisa beli motor,''kata Sutiyah.

Sutiyah mengaku, tidak menetapkan ongkos ojek terlalu mahal. Karena ia hanya ingin membantu tetangga-tetangganya saja. Lima belas tahun lalu, ongkos ngojek perbulannya hanya Rp15 ribu, kalau sekarang untuk jarak dekat Rp65 ribu perbulan, sedangkan yang jauh hanya Rp100 ribu setiap bulannya. ***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar