Kamis, 11 Oktober 2012

Susu Sapi Bukan untuk Anak Manusia

 Indrayanti, dokter Spesialias Anak

Jangan tergoda iklan susu formula di televisi, dan jangan pula tergoda melihat anak gemuk karena minum susu sapi. Anak yang gemuk (Obesitas) sudah punya resiko gangguan jantung dan stroke. Karena itu yang seharusnya minum susu sapi ya anak sapi. Anak manusia minumnya air susu Ibu (ASI). ''Allah kan sudah menciptakan makanannya masing-masing. Jika diindahkan tentu akibatnya ada. Lihat saja di rumah sakit manapun, pasien terbanyak adalah anak-anak. Kebanyakan akibat susu formula. Ada yang bayi yang selalu gumoh (muntah), mencret, susah buang air besar hingga ada yang sesak nafas,''kata dr Indrayanti, dokter spesialis anak yang sudah bertugas di Batam selama 12 tahun.

Menurut dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Otorita Batam ini, fenomena kota industri dan kota kecil yang akan berkembang  memang jumlah pasien anak dan kandungan paling terbanyak. ''Untuk dokter anak, dari segi kuantitas sudah sangat mencukupi. Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Kepri (IDAI) saja 32 orang. Batam punya 20 dokter anak. Artiya dokter kita sudah tersebar merata,''kata ketua IDAI Kepri ini.

Yang dibutuhkan sekarang, kata dokter kelahiran Padang ini adalah edukasi pada orangtua. Banyak hal yang harus dijelaskan pada orangtua. Mulai dari pentingnya ASI hingga menanggani anak yang tiba-tiba panas tinggi. ''Saya paling mudah mengajari ibu-ibu berpendidikan rendah, mereka lebih mudah menerima masukan,''kata Indrayanti yang ditemui di ruang kerjanya di RSOB, Kamis (22/12).

Wanita yang juga menjabat sebagai wakil direktur RSOB ini mengaku miris melihat kesehatan anak-anak di Batam yang banyak bermasalah. Padahal dengan pemberian ASI sejak bayi dilahirkan justru menurunkan angka kematian dan kesakitan pada anak. Pemberian ASI bisa menurunkan 13 persen angka kematian bayi.

Menurut Indrayanti, orangtua masa kini cendrung berlomba-lomba memilih susu formula terbaik untuk anaknya ketimbang memberi ASI. Karena menurut mereka ASI hanya diberikan oleh ibu-ibu di kampung saja. Bahkan ada yang sampai memilih susu formula impor.

Tak kalah juga dilakukan para produsen susu formula. Mereka berusaha memasukkan unsur prebiotik agar sama dengan kandungan ASI. ''Mereka ingin menyamai ASI. Padahal tidak akan bisa. Pasti ada unsur yang hilang selama proses menjadi susu bubuk,''kata Indrayanti.

Prebiotik yang ada dalam ASI kata Indrayanti, dikenal sebagai bahan makanan yang dapat mendukung tumbuh kembangnya bakteri menguntungkan dalam sistem pencernaan. Prebiotik  mampu menyeimbangkan sistem kekebalan tubuh sekaligus menekan risiko alergi.

Ada juga zat immunoglobulin yang terdapat dalam kolostrum berfungsi mencegah terjangkitnya penyakit pada bayi. Lalu, zat sekretori yang dapat melumpuhkan bakteri patogen e-coli serta berbagai virus pada saluran pencernaan. Sementara laktoferin, sejenis protein, merupakan komponen zat kekebalan yang berfungsi mengikat zat besi di saluran pencemaan.

''Makanya ASI adalah satu-satunya nutrisi terbaik untuk anak. Semua unsur sudah ada didalamnya,''kata dokter yang juga menanggani ruang khusus bayi dengan kondisi tidak sehat di RS Awal Bros.

Jadi jangan ragu untuk menyusui bayi. Menurut Indrayanti, tidak ada alasan ASI tidak keluar. ''Semua tergantung kenyotan si bayi. Jika si bayi rajin menghisap maka ASI yang diproduksi juga banyak. Selain itu komposisi ASI yang dikeluarkan juga berbeda-beda. Di awal-awal, ASI keluar jumlahnya sedikit. Sebenarnya itu sudah mencukupi kebutuhan bayi. Mana ada bayi baru lahirnya minumnya banyak,''tanya dr Indrayanti yang sedang menggalakkan pemberian ASI melalui dokter-dokter anak yang tergabung dalam IDAI.

Saat ASI keluar, yang dihisap bayi pada menit-menit pertama mengandung karbohidratnya. Semakin lama kenyotan, kandungan lemak yang keluar. ''Makanya biarkan bayi menyusui sekitar lima belas menit di setiap payudara ibunya. Maksudnya agar bayi bisa memperoleh semua nutrisi,''tutur dokter berkerudung ini.

Kalau bayi masih rewel setelah minum ASI, bukan karena masih lapar, melainkan si bayi membutuhkan hal lain. Seperti butuh dekapan, ingin digendong atau si bayi tidak suka lembab akibat BAB atau hanya BAK.

Menurut dr Indrayanti lagi, tidak ada hubungan antara ukuran payudara dan  banyaknya produksinya ASI. Jadi, belum tentu ibu kurus menghasilkan ASI sedikit. Dan belum tentu juga ibu gemuk, ASInya berlimpah. Semuanya bergantung pada lamanya kenyotan si bayi. ''Kenyotan inilah yang menandai besarnya kebutuhan ASI pada masing-masing bayi. ASI adalah hak azasi seorang anak. Ia berhak meminumnya,''tambah dokter berkerudung ini.

Selain itu, Indrayanti juga sudah mulai menganjurkan rumah sakit, klinik bersalin untuk membuat ruangan rawat gabungan.''Jangan pisahkan bayi dari ibunya. Biarkan mereka dalam satu ruangan. Karena pasti ada kenyamanan, si bayi tetap merasa tenang dan nyaman karena masih berdekatan dengan ibunya. Mereka kan sudah sembilan bulan bersama-sama. Jadi jangan pisahkan mereka,''kata dokter yang rajin mensosialisasikan hal ini.

Hal lain yang tak kalah penting, adalah Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Dengan mengedukasi pada calon ibu untuk segera memberi ASI ketika bayi baru saja dilahirkan.

Anak Panas, Jangan Panik

Dr Indrayanti sangat memaklumi kondisi orangtua di Batam. Di sini, banyak keluarga-keluarga muda yang buta terhadap penangganan terhadap anak sakit. ''Ada yang mudah panik tapi ada yang membiarkan saja. Panas atau demam tidak harus dibawa ke dokter. Di rumah dapat dilakukan penangganan dini,''cerita Indrayanti yang sering menghadapi orangtua anak seperti itu.

Anak demam, segera kompres dengan air hangat. Bukan dengan alkohol. Jangan dibiarkan saja. Segera buka seluruh bajunya, lalu usapkan kain kompres tadi ke seluruh tubuhnya. Lebih baik jika panas sangat tinggi berikan obat penurun panas yang di minum atau lewat anus. Dan minum air putih lebih banyak.

Jangan Bergantung pada Antibiotik

Selain itu jangan bergantung pada pemberian antibiotik. Karena belum tentu penyakit itu butuh antibiotik. Hanya infeksi akibat bakteri (jasad renik atau kuman) yang butuh antibiotik. Seperti bisul atau radang tenggorokan yang bernanah. Ada infeksi yang tidak butuh antibiotik, seperti infeksi virus dan infeksi akibat jamur. Contoh infeksi akibat virus, selesma, influenza, campak, gondok, rabies atau penyakit kulit. Sedangkan infeksi akibat jamur seperti kurap, kutu air, gatal pada lipatan paha.

Karena Antibiotik seringkali mematikan bakteri yang berguna bagi tubuh bersama-sama dengan bakteri yang berbahaya. Alasan terpenting mengapa penggunaan antibiotik harus dibatasi karena khasiatnya akan semakin berkurang jika digunakan terlalu sering. Coba saja, jika bakteri itu diserang berkali-kali dengan antibiotik yang sama, maka bakteri semakin kuat dan menjadi kebal. Jadi gunakan antibiotik disaat diperlukan saja. (berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar